Jakarta (pilar.id) – Sesaat lagi Indonesia akan merayakan hari ulang tahun (HUT) kemerdekaannya yang ke-77 Bicara tentang kemerdekaan RI, tentu tak bisa dilepaskan dari peristiwa bersejarah, yaitu perumusan naskah proklamasi. Sebelum dibacakan, naskah proklamasi terlebih dahulu dirumuskan oleh para tokoh penting bangsa di kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda.
Rumah ini rupanya sudah ada sejak tahun 1920 atau lebih dari 100 tahun dan masih tetap kokoh hingga kini. Pendirinya adalah seorang arsitek Belanda bernama JFL Blankenberg dan bergaya Eropa. Adapun lokasinya berada di Jalan Imam Bonjol Jakarta Pusat.
“Kita buka dari jam 08.00-16.00 WIB, dari hari Selasa sampai hari Minggu,” kata petugas museum Dio Pangestu, kepada Pilar.id di Jakarta, Senin (15/8/2022) lalu.
Setelah berdiri, pada 1931 rumah yang memiliki luas bangunan 1.138,10 m dan luas tanah 3.914 m ini dimiliki oleh PT Asuransi Jiwasraya. Laksamana Maeda sendiri menempati gedung ini sejak masa pendudukan Jepang hingga sekutu mendarat di Indonesia atau September 1945.
Kemudian sempat menjadi markas tentara Inggris, lalu disewa untuk kantor kedutaan Inggris sampai tahun 1981. Sebelum ditetapkan sebagai museum pada 24 November 1992, rumah ini sempat menjadi gedung perkantoran Perpustakaan Nasional.
“Kalau paling banyak pengunjung Sabtu-Minggu, bisa sampai 100. Tapi kalau Selasa-Jumat sedikit, kecuali ada kunjungan dari SD, SMP, SMA baru banyak. Ada juga dari daerah, seperti hari ini satu keluarga dari Barito Timur,” kata Dio.
Untuk diketahui, di Museum Perumusan Naskah Proklamasi terdiri dari 4 ruang utama. Pertama merupakan ruang pertemuan antara Soekarno, Moh Hatta, dan Ahmad Soebardjo dengan Laksama Maeda.
Kemudian berlanjut ke ruang II, sebagai tempat dirumuskannya naskah proklamasi. Pada ruang III terdapat ruang pengetikan. Sayuti Melik ditemani BM Diah nampak sedang mengetik di ruang bawah tangga ini. Pengunjung juga dapat merasakan suasana kala itu dengan suara mesin ketik manual.
Ruang terakhir adalah pengesahan. Ruang ini merupakan tempat disetujuinya konsep naskah proklamasi oleh seluruh hadirin yang datang kala itu.
“Tiketnya Rp2.000 untuk wisatawan lokal, cuma SMP ke bawah Rp1.000. Kalau turis asing Rp10.000,” jelas Dio.
Pengunjung juga dapat naik ke lantai 2 rumah ini untuk melihat beberapa koleksi museum lainnya. Selain itu, di halaman belakang rupanya terdapat sebuah bungker rahasia yang diperkirakan untuk melarikan diri saat musuh musuh menyerang dari depan.
Anda dapat memasuki ruang bungker ini melalui tangga yang sudah disediakan pihak museum. Di dalamnya terdapat sebuah ruangan yang cukup luas untuk menampung 7-10 orang. Lalu ada jalur khusus pada sisi ujung bungker, sayangnya sudah tertimbun tanah.
“Saya baru tahu juga ternyata ada bungker rahasia di belakang. Dan tadi sempat turun ke bawah. Saya tanya ini fungsinya apa, ini fungsinya ketika ada penyerangan penghuni di sini bisa melarikan diri ke arah jalan yang sudah dibangun di bawah bungker menuju sungai atau lapangan terbuka, atau tempat aman. Keren banget sih,” kata salah seorang pengunjung Izul yang kebetulan juga sedang membuat konten.
Menariknya lagi, pada 16 Agustus 2022 besok akan digelar acara ‘Tapak Tilas Proklamasi’ mulai dari pagi hingga malam hari. Berbagai kegiatan akan digelar untuk memeriahkan acara tersebut, mulai dari lomba, sosiodrama, pertunjukan tari, video mapping, jajanan tradisional, hingga renungan malam.(ach/hdl)