Jakarta (pilar.id) – Sejak 2010, bunga tabungan berangsur-angsur mengalami penurunan. Dimulai dari angka 1,5 persen, kini bunga tabungan di sejumlah perbankan turun terus hingga menyentuh rata-rata nol persen.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan, bunga tabungan 0 persen akan mengganggu pengumpulan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan. Pasalnya, nasabah dipastikan akan mencari instrumen lain yang memberikan imbal hasil lebih tinggi.
“Tentu akan membuat masyarakat terutama yang sensitif terhadap suku bunga itu nanti akan mengalihkan ke instrumen lainnya,” kata Trioksa, di Jakarta, Kamis (8/9/2022).
Menurut Trioksa, instrumen yang dianggap lebih cocok dengan karakter masyarakat Indonesia adalah reksadana. Selain aman, reksadana dinilai memberikan imbal hasil lebih baik ketimbang tabungan.
“Dan reksadana yang aman bagi masyarakat, bisa dipilih reksadana pasar uang,” kata Trioksa.
Terkait seberapa besar bunga 0 persen akan menggerus DPK, menurut Trioksa akan sangat bergantung pada dominasi masyarakat yang sensitif terhadap bunga simpanan. Sebagian masyarakat kemungkinan akan lebih memilih tabungan, karena meski sifatnya sementara tetapi lebih liquid dibanding instrumen lainnya.
“Tapi bila memang dominan yang sensitif terhadap suku bunga, tentu mereka akan mencari atau memilih instrumen lain, seperti reksadana,” kata Trioksa. (ach/hdl)