Jakarta (pilar.id) – Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, hepatitis akut misterius yang terjadi saat ini adalah salah satu bentuk long covid-19.
“Hipotesis saya bahwa ini adalah bagian dari pandemi covid-19. Ini adalah salah satu bentuk long covid-19. Bahkan tidak mesti menunggu bertahun-tahun, satu-dua tahun saja kita bisa merasakan long covid-19,” kata Dicky, Kamis (12/5/2022).
Karena menurut penelitian, sebanyak 90 persen dari anak yang terkena hepatitis akut ini pasti dalam satu tahun terakhir terinfeksi covid-19. Hepatitis akut saat ini menimpa anak dengan usia di bawah 5 tahun. Usia tersebut belum mendapatkan vaksinasi covid-19.
Menurut Dicky, kasus hepatitis akut pada orang dewasa sangat sedikit atau amat sangat kecil ditemukan. Hal ini juga memperkuat hipotesisnya bahwa proteksi dari vaksinasi covid-19 memang mengurangi potensi long covid-19.
“Sekarang tinggal pembuktiannya saja tentang hipotesis itu. Walaupun saya punya argumentasi kuat dari beberapa riset ini bahwa ini kaitannya dengan covid-19 itu sendiri,” kata dia.
Hingga kini, pasien yang meninggal akibat hepatitis akut di Tanah Air sudah mencapai 5 orang. Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi mengatakan, 5 pasien meninggal dunia ini dilaporkan di DKI Jakarta, Jawa Timur dan Sumatera Barat.
Ia juga mengatakan, sebanyak 15 kasus hepatitis akut terdeteksi di 5 provinsi yaitu, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat dan Bangka Belitung. Hingga saat ini, beberapa pasien yang mayoritas berusia 1-6 tahun tersebut masih dalam perawatan.
“11 orang DKI Jakarta, Sumatera Barat 1, Jawa Timur 1, Bangka Belitung 1 dan Jawa Barat 1,” ujar Nadia.
Sementara itu, kata Nadia, Kemenkes sedang berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.
Selama masa investigasi, ia mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan.
“Jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran agar segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat,” kata dia.
Kemenkes juga telah mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada semua rumah sakit dan dinas kesehatan untuk melakukan pengawasan surveilans terkait dengan kasus ini per 27 April 2022.
Hal tersebut dilakukan empat hari sesudah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyampaikan adanya wabah hepatitis akut tersebut di Eropa pada 23 April 2022. (her/din)