Kediri (pilar.id) – Sejak Indonesia ditunjuk sebagai pemegang Presidensi G-20, penanganan sampah menjadi salah satu masalah yang terus digalakkan oleh pemerintah. Sebab, penanganan sampah di Indonesia masih belum bisa maksimal.
Bahkan, sistem kumpul, angkut, lalubuang yang sudah disusun pemerintah juga kemudian menyisakan masalah lanjutan. Sebab, hal ini membuat tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPS) dari hari ke hari semakin membukit.
Atas keresahan itulah, kelompok Lingkungan Kelurahan Tempurejo, Kota Kediri merasa perlu untuk turut serta menyelesaikan masalah ini secara bersama, baik dari tingkat bawah hingga atas.
Mereka pun membentuk tim yang disebut sebagai kader lingkungan Tampurejo. Para kader ini, kemudian melakukan sosialisasi dan edukasi terkait pengelolaan sampah dan pemilahan sampah dari rumah ke rumah.
Melalui sistem Door to Door Education ini, kader lingkungan Tampurejo berusaha mengajak masyarakat di wilayahnya agar bisa mengelola sampah sejak dari rumah. Sebagai langkah awal, mereka memberikan edukasi pada warga RT 11 Kelurahan Tempurejo pada Sabtu (14/5/2022).
Dalam programnya, mereka memilih RT 12 menjadi lokasi percontohan dalam kegiatan memilah sampah dari rumah, dan mengedukasi warga secara intens dengan datang kerumah warga satu persatu.
“Tercatat dari 17 rumah yang kami datangi, hanya 5 rumah yang tidak bersedia memilah sampah. Ternyata warga juga tertarik memilah sampahnya,” ujar Yupi Farida salah satu anggota kader lingkungan
Koordinator kader lingkungan, Ana Mulyaningsih menyampaikan jika edukasi ke masyarakat dengan datang ke rumah-rumah, dapat berkomunikasi secara intens dengan waktu lebih lama.
“Orang akan lebih bebas mengungkapkan masukannya, tanpa ada rasa sungkan, kebanyakan bila edukasi dilakukan bersama masyarakat akan cenderung pasif. Sehingga alur perbincangan tidak mendalam,” terangnya.
Oleh karena itu, upaya edukasi dari pintu ke pintu ini akan dilakukan secara berkelanjutan kedepannya oleh para kader lingkungan.
“Melalui cara ini diharapkan masyarakat bisa lebih sadar dan terus ikut terlibat dalam mengatasi permasalahan sampah sejak dari kawasannya,” harap Ana Mulyaningsih. (jel/fat)