Jakarta (pilar.id) – PT Kimia Farma Tbk bersama RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) telah berhasil dalam penelitian dan produksi sel punca (stem cell) hingga menghasilkan produk inovatif berbasis sel untuk pengobatan masyarakat Indonesia.
Fasilitas produksi stem cell di RSCM kini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) atau good manufacturing practices (GMP) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 6 Juli 2024.
Fasilitas ini merupakan salah satu dari tiga fasilitas sel punca di Indonesia yang memiliki sertifikasi CPOB dan satu-satunya yang berada di rumah sakit. Kerjasama antara Kimia Farma, RSCM, dan FKUI yang dimulai sejak 2012, kini membuahkan hasil dengan diperolehnya izin operasional dari Kementerian Kesehatan pada 2020 dan sertifikat CPOB dari BPOM.
Plt. Kepala BPOM Rizka Andalusia menyerahkan sertifikat CPOB kepada RSCM-Kimia Farma pada Kamis (25 Juli 2024). Rizka menyampaikan selamat kepada kedua pihak atas pencapaian tersebut, menegaskan bahwa fasilitas produksi stem cell ini telah memenuhi standar GMP dan melalui uji klinis yang membuktikan efikasi serta keamanan produk.
Menurut Rizka, sertifikat CPOB memastikan bahwa produk stem cell dari RSCM-Kimia Farma memiliki jaminan kualitas dan mutu. Selanjutnya, produk ini akan mengajukan izin edar ke BPOM untuk dapat diproduksi massal dan digunakan di rumah sakit serta klinik di seluruh Indonesia.
Direktur Utama RSCM Supriyanto Dharmoredjo menjelaskan bahwa sertifikat CPOB ini menjamin bahwa terapi dan produksi stem cell di RSCM-Kimia Farma terkontrol dan dapat diaplikasikan dengan baik. Kerjasama dengan Kimia Farma memastikan distribusi produk secara luas dan aman.
Prof. Ismail Hadisoebroto, Kepala Instalasi Pelayanan Terpadu (ITK) Sel Punca RSCM, menegaskan bahwa fasilitas produksi stem cell RSCM yang terstandar dan aman ini menyatu dengan rumah sakit, memberikan layanan kesehatan one-stop service. Produk ini dapat direproduksi di tempat lain dengan standar layanan yang sama.
Inovasi penggunaan sel punca dalam pengobatan penyakit sangat menjanjikan. Beberapa penyakit yang dapat diterapi dengan stem cell antara lain osteoarthritis, HNP, pneumonia, stroke, alopecia, peremajaan kulit, dan melasma. Terapi ini tersedia di RSCM Kencana Stem Cell and Metabolites Clinic (SCMC).
PT Kimia Farma Tbk menargetkan izin edar produk stem cell dari BPOM dapat diterbitkan pada akhir tahun ini atau awal 2025. Jasmine Karsono, Direktur Portofolio, Produk, dan Layanan Kimia Farma, menyatakan bahwa Kimia Farma berkomitmen untuk terus berinovasi dan mendukung kemandirian produk biologi dalam negeri melalui kolaborasi dengan RSCM dan FKUI.
Keunggulan Kimia Farma dalam manufaktur, distribusi, dan jaringan ritel yang tersebar di seluruh Indonesia akan menopang pengembangan terapi stem cell ini. “Kami bersyukur dapat melakukan inovasi produk stem cell yang sudah terbukti melalui tiga kali uji klinis,” tutup Jasmine. (ret/hdl)