Jakarta (pilar.id) – Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) siap mendukung apa yang dilakukan pemerintah dalam rangka penyediaan kedelai. KTNA ingin pemerintah dapat memastikan jaminan pasar dan ketersediaan benih kedelai.
Ketua Umum KTNA, Yadi Sofyan Noor mengatakan, sejauh ini 90 persen kedelai di Indonesia berasal dari impor. Ia menegaskan, KTNA akan merumuskan dan mengambil langkah supaya petani bisa mencukupi kebutuhan kedelainya.
“Dari hasil konsolidasi dengan anggota KTNA, pada intinya petani kedelai meminta pemerintah melakukan pengendalian impor dan memberikan jaminan harga dan keberlanjutan produksi kedelai lokal,” kata Yadi, Minggu (27/2/2022).
Sementara itu, Ketua KTNA Grobogan, Ali, mengaku saat ini harga kedelai bisa dikatakan sedang bagus, petani pun mulai menanam kembali kedelai. “Petani perlu adanya jaminan harga. Jika harga menguntungkan tanpa diberi bantuan pun saya yakin petani akan semangat kembali menanam kedelai,” ujar Ali.
Grobogan adalah salah satu sentra kedelai di Indonesia. Petani di sana sudah menerapkan sistem pertanaman kedelai yang lebih efisien dengan provitas yang dicapai sudah tinggi sekitar 2,5 ton per hektare.
Menurut Ali, kenaikan harga kedelai mulai di tahun 2019 akibat dampak pandemi covid-19. Tahun 2019 pertanaman kedelai di wilayahnya sekitar 10-15 persen dari areal yang tersedia seluas 28 ribu hektar.
Tahun 2020 ada sedikit peningkatan harga. Kemudian Tahun 2021 sudah 40-50 persen dari areal yang ada. Tahun 2022 ia memperkirakan 70 persen dari luas areal tertanam kedelai lagi.
Ali menegaskan, perlunya mengoptimalkan benih yang berkualitas. Apabila bantuan benih bisa ditingkatkan menjadi 60 kg per hektar dengan daya tumbuh minimal 85 persen maka akan bisa dicapai produksi 2,5 ton per hektar. “Kalau benih tidak berkualitas maka hasil per hektar juga tidak akan terpenuhi,” tandasnya.
Sependapat dengan Ali, Ketua KTNA Blora, Sudarwanto mengatakan, kepastian pasar dan harga sangat penting. Ia juga menekankan keterbatasan benih kedelai dengan masa dormansi yang sangat pendek, yakni 1 bulan, menjadi hal yang perlu diperhatikan bersama.
Untuk budidaya kedelai, saat ini kami akan mengembangkan tanam kedelai ‘sistem methuk’ di Blora, khususnya untuk kedelai hitam. “Jadi bulan Oktober tanam jagung, lalu 1 bulan mau panen bawahnya disemprot herbisida untuk ditanam kedelai. Saat panen jagung, maka kedelai mulai tumbuh,” jelas Sudarwanto. (her/hdl)