Surabaya (pilar.id) – Menyadari pentingnya nilai dan kompetensi dalam dunia bisnis yang sangat kompetitif, tiga mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Airlangga, Mujahidah Syakhsiyyatul Karimah, Keisya Nafa’a Maharani, dan Ainizah Himmahwari Fattaqi, menciptakan sebuah alat ukur work value dalam sebuah projek magang.
Projek ini dilaksanakan di bawah naungan Fakultas Psikologi melalui Airlangga Digital Psych Bootcamp (ADPB), sebuah program pengembangan digital psychopreneurship yang berfokus pada pengembangan kompetensi asesmen dan intervensi psikologi digital. ADPB berlangsung selama tiga bulan, yakni dari September hingga November 2023.
Mujahidah Syakhsiyyatul Karimah dan tim memberi nama alat ukur tersebut ‘Kenika’s Work Value’. Alat ini dirancang untuk membantu perusahaan mengukur work value para karyawannya, memastikan bahwa selain memiliki kompetensi teknis, calon karyawan juga sejalan dengan nilai budaya dan visi-misi perusahaan.
“Selama ini aku belum melihat ada ide yang menciptakan alat ukur work value ini. Ada mungkin, tapi masih dibilang sedikit. Orang-orang masih kurang aware tentang work value, padahal dengan adanya work value, sangat berpengaruh ke banyak hal seperti work performance dan juga kinerja perusahaan yang bersangkutan,” ungkap Karimah.
Kenika’s Work Value diharapkan dapat membantu perusahaan atau organisasi menilai individu dalam bekerja, mendefinisikan perilaku yang diharapkan, dan mengidentifikasi perilaku yang seharusnya dihindari dalam konteks pekerjaan.
Karimah dan tim berharap bahwa alat ukur ini dapat menjadi solusi yang berguna dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya work value dalam dunia kerja. Selama projek magang, mereka juga bermitra dengan Perusahaan Test Publisher Faxtor Indonesia di Bandung, Jawa Barat, salah satu perusahaan yang menyediakan Test Publisher dan Online Psychometric Assessment di Indonesia.
Selain mengembangkan projek, mahasiswa ini juga terlibat dalam kegiatan pemasaran, menjadi tester online alat ukur assessment consultant, membuat video konten edukasi, serta menjadi panitia webinar yang dihadiri oleh perkumpulan psikologi di tingkat internasional. Pengalaman ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang mendalam dalam bidang psikologi, terutama dalam konteks psychopreneurship. (ipl/hdl)