Semarang (pilar.id) – Kekeringan yang melanda Ibu Kota Jawa Tengah diperkirakan akan berlanjut dalam jangka waktu yang lama, dengan wilayah yang memerlukan pasokan air bersih yang semakin meluas.
Untuk mengatasi kondisi ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang telah mengalokasikan anggaran dari belanja tidak terduga (BTT) sebesar Rp 114 juta sebagai langkah tanggap darurat dalam membantu masyarakat yang membutuhkan.
Menurut Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kota Semarang, Patrick Bagus Yudhistira, dana BTT tersebut diberikan karena anggaran yang sebelumnya dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) murni tahun 2023 telah habis.
“Karena anggaran kita untuk bantuan air bersih sudah habis, jadi kita mendapatkan anggaran BTT untuk mendistribusikan air bersih kepada masyarakat, dengan total sekitar Rp 114 juta,” ujarnya.
Patrick menjelaskan bahwa dana ini akan digunakan untuk mengirimkan 570 tangki air ke wilayah yang memerlukan pasokan air bersih sebagai dampak dari kekeringan yang berkepanjangan.
“Rencananya, 570 tangki air ini akan dikirimkan ke wilayah yang terdampak oleh musim kemarau panjang,” tambahnya.
Saat ini, terdapat 17 titik kekeringan yang tersebar di 10 kelurahan yang membutuhkan bantuan air bersih. Di antaranya, Kelurahan Kedungpane dengan tiga titik, Kelurahan Bringin dengan empat titik, serta Wonosari dengan tiga titik. Selain itu, beberapa titik lainnya terdapat di Gondoriyo, Jabungan, Rowosari, Cepoko, Gedawang, Wonoplumbon, dan Meteseh, masing-masing satu titik.
“Peningkatan jumlah titik kekeringan juga terjadi, wilayah Gondoriyo, Wonosari, Ngaliyan, Cepoko Gunungpati saat ini memerlukan pasokan air bersih,” jelas Patrick.
Kebutuhan air bersih di tiap titik berbeda, tergantung pada jumlah warga yang terdampak dan kebutuhan mereka. Di Kelurahan Kedungpane Ngaliyan, misalnya, terdapat satu titik yang membutuhkan dua tangki air setiap harinya.
Selain menggunakan dana BTT, BPBD juga memberikan bantuan air dengan anggaran Corporate Social Responsibility (CSR) dari sektor swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Upaya ini dilakukan untuk membantu masyarakat yang terdampak oleh kekeringan yang berkepanjangan di wilayah ini. (usm/ted)