Semarang (pilar.id) – Kreativitas dan inovasi dari para akademisi dan peneliti dapat menjadi solusi bagi berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat, serta berpotensi membawa Indonesia menuju negara maju.
Salah satunya adalah upaya yang dilakukan oleh dosen Program Studi Rekayasa Perancangan Mekanik (RPM) Vokasi Undip, Sri Utami Handayani, S.T., M.T.. Dosen yang ahli dalam bidang Audit Energi ini telah mengembangkan proses termokimia gelombang mikro untuk produksi Functional Fine Powder Teh Hijau.
Utami mengungkapkan bahwa riset ini merupakan kolaborasi dengan pakar teh hijau Mohamad Endy Yulianto, Rizka Amalia, Sutrisno, dan Didik Ariwibowo, serta mitra industri teh hijau PPTK Gambung dan PT. Rumpun Sari Medini melalui skema Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi (PTUPT).
Penelitian ini difokuskan pada pengembangan proses inaktivasi enzimatis untuk meningkatkan kadar katekin dalam teh hijau, sehingga manfaat kesehatan teh hijau dapat lebih optimal dalam melawan penyakit.
Dosen yang juga menjadi auditor energi untuk berbagai industri besar ini menjelaskan bahwa salah satu masalah utama dalam industri teh hijau saat ini adalah kualitas teh yang masih rendah serta konsumsi energi listrik dan bahan bakar yang tinggi dalam proses produksinya.
Oleh karena itu, pengembangan proses pelayuan melalui sistem high efficient agitated cylindrical rotary inactivator gelombang mikro menjadi sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi teh hijau sebagai Functional Fine Powder.
Namun, pengembangan teknologi ini masih dihadapi oleh beberapa kendala, antara lain integrasi energi dari hulu sampai hilir dalam proses produksi, serta potensi degradasi termal produk akibat panas konduksi ionik yang menembus membran tonoplas. Meskipun demikian, teknologi ini menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas teh hijau.
Melalui sistem high efficient agitated cylindrical rotary inactivator, konsumsi energi dapat ditekan dan kualitas teh hijau dapat ditingkatkan hingga mencapai Rp.13.750/kg teh hijau.
Dengan teknologi ini, teh hijau kelas dunia yang kaya akan polifenol dapat dihasilkan, yang memiliki berbagai manfaat kesehatan seperti aktivitas anti kanker, menjaga kesehatan jantung, antioksidan, antimikroba, serta mencegah berbagai penyakit degeneratif.
Diharapkan teknologi ini dapat diterapkan oleh industri teh hijau di Indonesia dan di seluruh dunia, serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat yang mengkonsumsi teh hijau sebagai makanan fungsional yang populer saat ini. (ipl/hdl)