Jakarta (pilar.id) – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mengumumkan pembagian dividen sebesar 50 persen dari laba bersih tahun buku 2023, senilai total Rp10,45 triliun. Langkah ini menjadi indikator optimisme BNI terhadap kinerja positif yang terus dikejar melalui ekspansi bisnis yang berkelanjutan.
Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2023. Dividen sebesar ini mengalami kenaikan signifikan sebesar 42,76 persen dari total dividen pada tahun buku sebelumnya.
Nilai dividen per lembar saham kali ini ditetapkan sebesar Rp280,49, dan Perseroan akan menyetorkan dividen senilai Rp6,27 triliun ke rekening Kas Umum Negara. Sementara 50 persen lainnya senilai Rp10,45 triliun akan dialokasikan sebagai saldo laba ditahan untuk pengembangan usaha berkelanjutan BNI Group.
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, menyampaikan bahwa peningkatan rasio pembayaran dividen menjadi 50 persen pada tahun ini mengikuti kinerja keuangan positif BNI. Laba bersih Perseroan mencapai Rp20,9 triliun di tahun 2023, dan rasio kecukupan modal (CAR) sehat mencapai 22 persen di Desember 2023.
BNI mencapai kinerja positif di tengah berbagai tantangan eksternal pada 2023, termasuk peningkatan risiko geopolitik, inflasi global, dan perlambatan ekonomi di Tiongkok. Program transformasi tiga tahun terakhir menjadi kunci keberhasilan yang semakin memperkuat fondasi bisnis BNI.
Pencapaian ini mencakup pertumbuhan kredit yang berkualitas dari segmen corporate, UMKM, dan consumer. Kredit sepanjang 2023 tumbuh 7,6 persen YoY, mencapai Rp695 triliun, didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah.
Royke menegaskan komitmen BNI untuk terus meningkatkan kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional dan profitabilitas perusahaan melalui inovasi digital, efisiensi operasional, dan optimalisasi teknologi. BNI juga aktif dalam program peningkatan kapabilitas SDM dan implementasi prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance).
Dalam kerangka ESG, BNI telah menetapkan framework dan roadmap ESG dengan target Net Zero Emission (NZE) Operasional pada tahun 2028 dan NZE Pembiayaan pada 2060. Peningkatan fokus pada digitalisasi, keamanan data, dan perlindungan privasi nasabah juga menjadi bagian dari strategi BNI.
Selain itu, RUPS Tahunan BNI menyetujui perubahan susunan pengurus Perseroan. Mohamad Yusuf Permana diangkat sebagai Komisaris, sementara Askolani dan Corina Leyla Karnalies mendapatkan peran baru di dalam Direksi BNI.
Dengan perubahan ini, BNI menegaskan komitmennya untuk menjadi lembaga keuangan unggul dalam layanan dan kinerja secara berkelanjutan. Keberhasilan BNI dalam mempertahankan rating A dari MSCI menjadi bukti nyata komitmen BNI dalam meningkatkan implementasi ESG dalam seluruh aspek operasional bank. (ret/hdl)