Jakarta (pilar.id) – Bakso tahu goreng atau yang disingkat batagor merupakan jajanan khas Bandung yang telah dikenal di berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya yakni Batagor Om Gendut di Surabaya.
Buka setiap hari di jam 17.00 hingga 23.30 WIB, berlokasi di Jalan Ngagel Jaya Selatan No.15, Pucang Sewu, Gubeng, Surabaya, di Om Gendut ini menyediakan menu unik, yakni Batagor bakar yang tentunya berbeda dari Batagor pada umumnya.
Amanda Kirana Putri Febria mengungkapkan, bahwa bisnis milik ayahnya ini sudah berdiri sejak tahun 1998. Dimana para penjual batagor terbilang sedikit kala itu.
“Sudah ada sejak 1998. Batagor ini punya papa, ketika itu batagor di Surabaya hanya ada tiga, Budi mulia, Om gendut dan Manyar,” ungkapnya.
Anak dari Amar, pemilik usaha batagor Om Gendut ini juga menjelaskan, Batagor bakar ini merupakan menu terbaru mereka. Hal ini juga merupakan efek pandemi sehingga harus adanya gebrakan baru sehingga dapat dinikmati hingga saat ini.
“Kalau Batagor bakarnya ini barusan ya, di 2022 bulan Februari. Kan bosan ya dengan batagor yang Itu-itu saja, disamping itu pandemi,sehingga butuh gebrakan,” jelas Manda, sapaan akrabnya.
“Kita pikir-pikir, trial and error juga, akhirnya dirasa pas dan berani kita launching dan Alhamdulillah banyak diterima orang,” lanjutnya.
Batagor bakar ini disajikan seperti sate dengan taburan katsubushi dan saos mentai. Manda membuat sendiri adonan yang akan dijualnya dengan menghabiskan empat hingga enam kilogram ikan setiap harinya untuk sekali membuat adonan.
“Kebetulan yang produksi saya sendiri, dan setiap harinya Sekali produksi bisa empat sampai enam kilo ikan untuk adonaan Batagor,” jelasnya.
Batagor Om Gendut ini dapat dipesan melalui aplikasi pesan antar dan menerima pesanan diluar jam operasional. Selain itu, usaha Batagor tersebut banyak menerima penghargaan. Mulai dari festival Bango, hingga beberapa perlombaan.
“Setiap festival Bango hadir disrurabaya, kita selalu terpilih untuk ikut. Kita ditawarin Unilever untuk mengikuti bazar makanan, Pernah juga ada perlombaan salah satunya keju Kraft dan kita menjadi salah satu pemenang,” ceritanya.
Selain Batagor biasa dan bakar, tersedia juga pempek, seblak. Harganya pun relatif terjangkau, mulai dari delapan belas ribuan.
“Untuk harga Batagornya delapan belas ribu, dan pempeknya dua puluh ribu,” ujarnya.
Lebih lanjut, diketahui batagor Om Gendut ini nyatanya pernah vakum selama dua tahun akibat konflik keluarga. Kemudian di tahun 2019 usaha ini kembali bangkit dan berusaha untuk kembali mengembalikan kepercayaan pelanggan yang sempat hilang.
“Kami dari awal lagi disini, mengembalikan nama tidak segampang membangun. Karena orang juga sudah kecewa. Ya gimana cara menimbulkan kepercayaan itu lagi, itu yang susah.
Mahasiswi universitas Muhammadiyah Surabaya ini berharap, agar usaha keluarganya ini dapat dinikmati dan diterima banyak orang.
“Semoga terus mengudara sehingga bisa dinikmati dan diterima banyak orang,” pungkasnya. (dwi/din)