Jakarta (pilar.id) – Peneliti Institute Development of Economic and Finance (Indef) Dyah Ayu menilai, momen Natal dan tahan n baru (Nataru) 2022 adalah berkah untuk seluruh masyarakat Indonesia. Mulai dari UMKM, pedagang kecil, pelaku usaha, dan masyarakat pada umumnya.
Menurut Dyah, Nataru bisa menjadi momentum menuju perbaikan ekonomi nasional. Pasalnya, sudah hampir dua tahun Indonesia dilanda pandemi yang menyebabkan ekonomi hancur lebur.
“Betul, momen Nataru membawa berkah bagi ekonomi nasional, terlebih lagi pemerintah daerah dan pemerintah pusat sudah memberikan kemudahan bagi para UMKM untuk perolehan bantuan dana,” kata Dyah kepada Pilar.id, Selasa (28/12/2021).
Selain itu, pemerintah juga sudah bisa mengendalikan pandemi, sehingga aktivitas ekonomi masyarakat sudah bisa bergeliat pada kuartal IV-2021. Hal itu, kata dia, merupakan momentum pemulihan ekonomi. Kuncinya adalah kebijakan berdasakan evidence based policy yang akhirnya memicu pemulihan ekonomi.
Oleh sebab itu, ia optimis perekonomian di tahun 2022 akan lebih baik ketimbang tahun ini. “Dengan keadaan pandemi yang terkendali seperti ini dan masifnya vaksinasi, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2022 jelas akan lebih baik dibandingkan kuartal I-2021,” tegasnya.
Akan tetapi, pemerintah harus menyadari bahwa pemulihan ekonomi akan ikut mengerek harga kebutuhan pokok. Dyah menilai, perlu ada peran aktif yang berkepentingan untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok selama memasuki masa pemulihan ekonomi saat ini.
Namun di sisi lain, pemerintah harus optimis dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih besar dibandingkan tahun 2021. Optimisme tersebut harus didukung dengan kebijakan pemerintah yang terkoodinasi antara pemerintah pusat dan daerah.
Menurut Dyah, pemerintah harus mampu memprediksikan keadaan ekonomi global dan mempersiapkan rencana preventif. Jadi, pemerintah tidak hanya melakukan penguatan investasi di sektor infrastruktur.
“Tetapi juga melakukan penguatan investasi pariwisata dan hilirisasi produk agar ketika ada guncangan atau shock seperti pandemi, perekonomian bisa tetap lebih kuat,” sarannya. (her)