Jakarta (pilar.id) – Tanggal 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi 94 tahun silam, atau tepatnya pada 28 Oktober 1928.
Meskipun sudah berlangsung bertahun-tahun yang lalu, namun Anda masih bisa menikmati jejak sejarahnya di Museum Sumpah Pemuda hingga kini. Adapun lokasinya berada di Jalan Kramat Raya Nomor 106, Jakarta Pusat.
“Bukanya setiap hari, kecuali hari Senin dan hari libur nasional kita tutup. Kita buka dari jam 08.00 sampai 16.00 WIB,” kata seorang penjaga Museum Sumpah Pemuda, Nurrohman kepada Pilar.id, di Jakarta, Kamis (27/10/2022).
Berdasarkan catatan sejarah, rumah ini awalnya dimiliki oleh seorang Tionghoa bernama Sie Kong Lian. Gedung ini didirikan pada permulaan abad ke-20. Anda dapat menemukan sekelumit sejarah Sie Kong Lian di ruang belakang.
Kemudian pada 1925, rumah ini disewa oleh Jong Java sebagai tempat latihan kesenian ‘Langen Siswa’. Lokasinya yang cukup dekat dengan sekolah Stovia (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) dan RS (Rechtsschool), maka gedung ini kemudian dijadikan sebagai tempat tinggal dan belajar.
Mahasiswa yang pernah tinggal di sini di antaranya adalah Muhammad Yamin dan Amir Sjarifoedin. Lalu, sejak tahun 1927 Gedung Kramat 106 yang semula bernama Langen Siswo berubah menjadi Indonesische Clubhuis atau Clubgebouw (gedung pertemuan).
Setelah peristiwa penting pada 1928, yakni Sumpah Pemuda, gedung ini berubah-ubah fungsinya. Mulai dari rumah tinggal Pang Tjem Lam pada tahun 1934-1937. Kemudian bangunan ini juga sempat menjadi toko bunga (1937-1948), setelah itu gedung kembali berubah fungsi menjadi Hotel Hersia (1948-1951). Dan sebelum ditetapkan menjadi Museum Sumpah Pemuda pada 1973, bangunan ini juga sempat menjadi kantor inspektorat bea dan cukai (1951-1970).
Ada banyak hal menarik di Museum Sumpah Pemuda. Di sini Anda akan dibawa seolah-olah sedang berada di tengah-tengah kesibukan para pemuda Indonesia kala itu.
“Saya jadi tahu lengkap gimana Sumpah Pemuda itu terlaksana, terus juga hasilnya apa,” kata seorang pengunjung Lutfi.
Terdapat 8 ruangan yang dapat Anda nikmati di sini. Mulai dari ruang pengenalan, ruang organisasi baik sebelum maupun setelah Sumpah Pemuda, ruang kongres I dan II. Kemudian, terdapat ruang kepanduan, ruang sejarah lagu Indonesia Raya, dan ruang perenungan.
Di ruang pengenalan, Anda akan diberikan informasi secara ringkas rentetan peristiwa Sumpah Pemuda mulai dari tahun 1908 hingga 1957. Selanjutnya, di ruang organisasi. Di sini Anda akan disuguhkan berbagai atribut organisasi kepemudaan kala itu, beserta sejarahnya.
Di ruang kongres, Anda seakan hadir dan merasakan langsung suasana rapat pemuda pada tahun 1928. Karena, pihak museum membuat semacam diorama berupa relief, tetapi juga terdapat audio dan video suasana Kongres Pemuda II pada saat itu berbentuk hologram.
Anda juga dapat menjajal sebagai seorang dirigen lagu Indonesia Raya. Karena di ruang sejarah lagu Indonesia Raya, terdapat sebuah conductor yang bila Anda cabut lalu memainkannya. Sebuah deretan nada akan muncul yang dipantulkan ke sebuah dinding.
Di ruangan ini juga, terdapat biola WR Supratman yang digunakan untuk menciptakan lagu Indonesia Raya. Anda juga dapat mendengarkan beberapa versi lagu Indonesia Raya, salah satunya keroncong.
“Dari sisi penataan cukup menarik. Pertama kali masuk kita kebawa cerita saja gitu,” kata Lutfi.
Lutfi berharap, Museum Sumpah Pemuda lebih gencar melakukan promosi. Sebab, tanpa dibarengi promosi yang memadai, museum akan ditinggalkan oleh anak-anak muda.
“Di museum eventnya apa saja sih, terus kapan saja. Supaya museum-museum di Indonesia ini jadi salah satu minat pemuda Indonesia,” kata Lutfi.
Untuk mencapai Museum Sumpah Pemuda, Anda dapat menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Apabila menggunakan transportasi umum, Anda dapat menggunakan Trans Jakarta, lalu turun di Halte Pal Putih atau Central Senen. Kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki.
Pilihan transportasi lainnya, Anda dapat menggunakan KRL dengan tujuan Stasiun Pasar Senen lalu dilanjutkan berjalan kaki. Bila Anda dari arah Kampung Melayu, Anda juga dapat menggunakan angkutan kota atau angkot mikrolet M01 lalu turun di depan Museum Sumpah Pemuda. (ach/hdl)