Jakarta (pilar.id) – BRI meyakini pertumbuhan penyaluran kredit pada tahun ini akan mencapai angka double digit sesuai target awal, yakni sekitar 10-12 persen year on year (yoy).
Direktur Utama BRI, Sunarso, menyatakan bahwa kenaikan BI Rate baru-baru ini merupakan keputusan yang logis dan rasional di tengah tantangan ekonomi global.
“Kami akan mengikuti kebijakan BI. Tantangan global dan domestik mendorong pelaku industri untuk merespons dengan bijak,” ujar Sunarso dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (30/4/2024).
Sunarso juga menilai bahwa kenaikan BI Rate tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara keseluruhan. Hingga akhir kuartal I-2024, Loan to Deposit Ratio (LDR) bank tercatat sebesar 83,28 persen. Selain itu, BRI juga berhasil menjaga rasio permodalan yang kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 23,97 persen.
“Kami saat ini tidak mengalami masalah likuiditas karena masih cukup longgar. Kami akan terus menjaga likuiditas tersebut dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,” tambahnya.
Pada kuartal I-2024, BRI mencatat pertumbuhan laba yang positif, dengan laba konsolidasi mencapai Rp15,98 triliun. Penyaluran kredit mencapai Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89 persen year on year.
Dari jumlah tersebut, sekitar 83,25 persen atau Rp1.089,41 triliun merupakan kredit untuk segmen UMKM. Pertumbuhan penyaluran kredit yang signifikan juga berdampak pada peningkatan aset perseroan, dengan aset BRI mencapai Rp1.989,07 triliun atau tumbuh 9,11 persen yoy.
BRI berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkannya. Hingga akhir Kuartal I-2024, rasio Non Performing Loan (NPL) terkendali sekitar 3,11 persen dengan Loan at Risk (LAR) yang membaik, dari 16,39 persen pada Kuartal I-2023 menjadi 12,70 persen di akhir Kuartal I-2024.
Dari sisi liabilities, BRI berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp1.416,21 triliun atau tumbuh 12,80 persen yoy hingga akhir Maret 2024. Dana murah (CASA) masih mendominasi portofolio simpanan dengan pertumbuhan 7,80 persen secara yoy. (ret/hdl)