Surabaya (pilar.id) – Lonjakan angka kematian pada individu obesitas yang disebabkan oleh kesepian menjadi perhatian serius. Penelitian terbaru, termasuk yang terdokumentasi dalam jurnal JAMA pada akhir Januari 2024, menyoroti keterkaitan antara kesepian dan peningkatan risiko kematian dini.
Prof Dr Nurul Hartini S Psi M Kes Psikolog, seorang Pakar Psikologi dari Universitas Airlangga, menyampaikan bahwa kematian pada individu obesitas dapat dipengaruhi oleh kesepian. Meskipun demikian, kompleksitas hubungan antara kesepian dan obesitas menghasilkan dua kemungkinan: apakah kesepian yang memicu obesitas dan akhirnya kematian, atau sebaliknya.
“Seorang individu mungkin mengalami isolasi sosial, merasa kesepian, dan kemudian mengambil tindakan yang merugikan kesehatannya, seperti kehilangan kontrol terhadap berat badan. Di sisi lain, stigma sosial terhadap individu obesitas dapat memicu perasaan kesepian, isolasi diri, dan aktivitas negatif lainnya,” ungkapnya.
Prof Nurul menekankan bahwa obesitas memiliki dampak serius pada kesehatan tubuh, terutama pada tingkat hormonal. Obesitas dapat memicu berbagai penyakit tubuh. Oleh karena itu, kematian pada individu obesitas mungkin terjadi bukan hanya karena kesepian atau obesitas itu sendiri, tetapi karena kompleksitas interaksi antara kondisi fisik dan mental.
Dosen dari Fakultas Psikologi ini menjelaskan bahwa kesepian adalah satu dari banyak faktor yang dapat menyebabkan kematian pada individu obesitas. Obesitas, secara psikologis, dapat bermula dari tingkat stres yang tinggi. Meskipun beberapa orang dapat mengatasi stres dengan aktivitas positif seperti olahraga, sebagian lainnya meresponsnya dengan perilaku negatif.
“Perilaku negatif tersebut termasuk kesulitan dalam menjaga pola makan yang sehat, yang pada gilirannya memicu peningkatan berat badan. Setelah berat badan meningkat, sulit untuk menguranginya. Selain itu, individu mungkin mengalami konflik internal terkait citra tubuh mereka, yang dapat memperburuk keadaan,” tambahnya.
Hal ini dapat menciptakan kondisi stres ganda, di mana individu mengalami stres eksternal dan internal. Stres internal muncul karena individu tidak mencintai diri sendiri akibat kondisi fisiknya. Akhirnya, individu dengan obesitas dapat merasa terisolasi dan meninggalkan diri dari lingkungan.
“Perasaan kesepian ini dapat menghasilkan dampak negatif seperti kurangnya rasa percaya diri dan memperparah keadaan,” ungkapnya.
Prof Nurul menekankan bahwa mencegah peningkatan kematian pada individu obesitas karena kesepian memerlukan dukungan kuat dari lingkungan. Selain meningkatkan self-awareness, lingkungan juga memiliki peran krusial.
“Ketika terjadi perubahan perilaku yang menunjukkan tanda-tanda stres pada seseorang, lingkungan harus segera bertindak. Memberikan dukungan sosial, seperti mendengarkan keluhan, dapat membantu mengatasi situasi sulit ini,” jelasnya.
Masyarakat juga perlu meningkatkan literasi kesehatan mental untuk memahami bahwa kesepian dapat menjadi ciri kondisi mental yang tidak sehat. Pendidikan ini dapat disampaikan melalui berbagai platform, termasuk penggunaan perangkat elektronik. Masyarakat dihimbau untuk membaca atau mengakses konten positif dan mendukung, serta mencari bantuan secara online melalui konsultasi dengan profesional kesehatan mental.
“Pada dasarnya, kita semua membutuhkan waktu untuk merenung dan mendapatkan ide-ide segar dalam keheningan. Namun, ketika kesepian berdampak buruk pada kesehatan pribadi, penting untuk tidak menjauhkan diri dari lingkungan sosial dan berusaha hidup harmonis bersama,” tutupnya. (usm/hdl)