Jakarta (pilar.id) – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berhasil mencetak laba sebesar Rp39,31 triliun atau tumbuh 106,14 persen secara year on year (yoy) pada kuartal III-2022.
Menanggapi capaian ini, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, BRI senantiasa meng-<i>create social and economic values</i> secara beriringan.
Oleh karena itu, pihaknya mengungkap laba dari kinerja keuangan perseroan tersebut nantinya akan mengembalikan ke rakyat dalam bentuk setoran dividen dan pajak ke negara. “Karena BRI adalah banknya rakyat, maka labanya berapapun juga mudah-mudahan bisa dikembalikan kepada rakyat,” kata Sunarso, di Jakarta, Kamis (30/11/2022).
Pada tahun lalu, lanjut Sunarso, laba BRI mencapai Rp32,4 triliun dan dikembalikan kepada negara dalam bentuk dividen sebesar Rp14,05 triliun, dan pajak Rp12,5 triliun. Dengan demikian, total kontribusi BRI kepada negara berdasarkan laba rugi tahun lalu sebesar Rp26,5 triliun.
“Kemudian, nanti oleh pemerintah dikelola masuk APBN dan kemudian kembali lagi menjadi berbagai program ke masyarakat, dan kembali kepada rakyat,” kata Sunarso.
Sebagai catatan, BRI memiliki komitmen yang kuat dalam pengalokasian rasio dividen (Dividen Payout Ratio). Sejak tahun buku 2015, BRI tercatat membagikan rasio dividen 40 persen hingga mencapai 85 persen. Kemudian, BRI berupaya untuk memantik pemulihan ekonomi melalui rasio dividen sebesar 85 persen pada 2021. Pembayaran dividen tersebut naik signifikan dibandingkan dengan tahun buku 2020, yakni 65 persen.
“BRI membuka kemungkinan untuk mengoptimalkan dividen payout ratio dalam 3-5 tahun ke depan. Dengan kondisi permodalan saat ini dan prospek kinerja bertumbuh, BRI masih memiliki potensi untuk memberikan dividen payout ratio di atas 70 persen,” kata dia.
Untuk diketahui, saat ini perseroan memiliki kecukupan modal yang sangat baik, Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI mencapai 24 persen.
Persentase tersebut sangat kuat, mengingat untuk mencapai minimum requirement yang comply dengan Basel III hanya dibutuhkan 17,5 persen.
“Sehingga bisa disimpulkan bahwa modal kita cukup untuk tumbuh beberapa tahun ke depan mungkin 3-4 tahun ke depan,” ujar Sunarso.
Adapun Loan to Deposit Ratio (LDR) BRI baru 88,92 persen. Karena itu, perseroan berkomitmen terus mendorong pertumbuhan kredit supaya LDR mencapai level optimal di sekitar 90-92 persen. Terkait NPL, hingga kuartal III/2022 sebesar 3,09 persen atau menurun dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 3,27 persen.
“Dan Cost of Credit kita sekarang sudah turun dari 3% ke level 2,88%,” kata dia. (ach/hdl)