Surabaya (pilar.id) – Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Aning Rahmawati, memaparkan tiga permasalahan utama yang menjadi penyebab banjir di Surabaya.
Menurutnya, alokasi anggaran, kesetimbangan badan air, dan regulasi yang tegas menjadi kunci dalam upaya penanganan banjir di kota ini.
Anggaran Infrastruktur Belum Optimal
Aning menjelaskan, salah satu akar masalah adalah alokasi anggaran yang belum optimal untuk membangun infrastruktur saluran air yang terkoneksi.
Beberapa kawasan seperti Klampis, Manyar, dan Semolo masih belum memiliki saluran besar yang terhubung ke sungai, meski anggaran Rp 55 miliar telah disiapkan untuk tahun 2025.
“Semalam saya turun langsung dan menerima banyak aduan. Masalahnya sama, infrastruktur belum terbangun. Misalnya di Jambangan, rumah pompanya terlalu jauh di Gunung Anyar,” ungkapnya pada Kamis (26/12/2024).
Kesetimbangan Badan Air
Kurangnya pengerukan badan air di Surabaya, baik di hulu maupun hilir, menjadi penyebab banjir sulit diatasi. Menurut Aning, banyak badan air belum dinormalisasi sehingga kapasitasnya tidak mencukupi.
“Saat kami panggil BBWS dan Jasa Tirta, terungkap bahwa badan air di hulu memang membutuhkan pengerukan mendalam. Jika hulu bermasalah, hilir seperti Surabaya pasti terdampak,” jelasnya.
Ia juga menyoroti saluran sekunder dan tersier yang sering tersumbat sedimen, sampah, atau bangunan liar. Hal ini semakin memperparah kondisi banjir di sejumlah wilayah.
Regulasi yang Belum Tegas
Aning menekankan pentingnya regulasi tegas untuk mencegah banjir, terutama terkait alih fungsi lahan dan pembangunan yang tidak sesuai ketentuan.
Ia mendesak agar Peraturan Daerah (Perda) tentang pengendalian banjir segera diselesaikan.
“Bapemperda DPRD Surabaya harus segera menaikkan Perda ini ke pansus. Regulasi ini sudah dibahas sejak 2022, tapi belum rampung. Kebijakan tegas adalah kunci untuk menyelesaikan masalah banjir,” tegasnya.
Prioritas untuk Solusi Jangka Panjang
Aning mengingatkan bahwa penanganan banjir adalah kebutuhan mendesak yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat.
Ia berharap anggaran yang tepat, pengerukan badan air, dan regulasi yang tegas dapat segera menjadi prioritas untuk memberikan solusi nyata bagi warga Surabaya. (rio/hdl)