Surabaya (pilar.id) – Pemerintah Provinsi Jawa Timur optimis percepatan reaktivasi jalur jereta api di Madura segera terwujud. Tak cukup butuh lampu hijau, proses ini kemungkinan besar bakal butuh anggaran di luar anggaran korporasi dan diperkuat RPJMN 2024-2029.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, saat berbicara dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema ‘Reaktivasi Kereta Api Madura, Siapa Untung?’ di Grand Inna Tunjungan Surabaya, Selasa (21/3/2023).
“Keberadaan jalur kereta api ini memberikan dampak yang sangat luas dari segi sosial ekonomi bagi masyarakat Madura. Pasalnya selain aksesibilitas masyarakat semakin cepat dan mudah, juga mampu mengungkit perekonomian masyarakat sehingga kesejahteraan masyarakat Madura meningkat,” terang Emil.
Di depan peserta FGD, ia kemudian menjelaskan jika keberadaan jalur rel KA sangat dibutuhkan oleh masyarakat di Madura. Selain menjadi transportasi massal yang efektif dan efisien, juga membawa dampak luas bagi pertumbuhan ekonomi di pulau garam tersebut.
“Salah satu langkah kongkrit ditunjukkan disini adalah surat resmi Ibu Gubernur yang dilandasi kajian dan kelayakan yang menyatakan dari 13 ruas, 7 ruas plus di Perpres 80 ada Kamal sampai ke Sumenep. Kita menunggu dan mengejar bersama-sama,” terangnya.
Meski demikian, ia pun mengaku jika banyak tantangan dan kendala yang harus diselesaikan semua pihak baik Pemprov Jatim, pemda dan Stakeholder di wilayah Madura.
Kompleksitas permasalahan ini jangan sampai menjadi alasan menghentikan upaya reaktivasi jalur kereta Madura ini.
Jalur kereta yang sudah ada ini melibatkan 14 stasiun, 97 jembatan. “Tapi mungkin ada titik-titik tertentu yang sudah di okupansi. Secara sertifikat masih milik Negara, tapi mengkompensasinya bagaimana kalau justru sudah jadi bangunan permanen,” kata Doktor Ekonomi Pembangunan termuda di Jepang dari Ritsumeikan Asia Pacific University ini.
“Mudah-mudahan dengan keberadaan jalur kereta ini bisa menjadi angkutan barang juga, tadi sudah di survei minat angkutan barang, kalau dia bisa lebih ekonomis tentu minatnya tinggi untuk menggunakan angkutan barang,” harap Emil. (hdl)