Jakarta (pilar.id) – Kasus Mbah Slamet telah membuat masyartakat di Banjarnegara dan seluruh Indonesia gempar.
Mbah Slamet yang memiliki nama asli Tohari, 45 tahun mengaku sebagai dukun pengganda uang dan telah membunuh belasan orang korban.
Kasus pembunuhan oleh Mbah Slamet ini terungkap pada Minggu (2/4/2023) saat Polres Banjarnegara melakukan penyelidikan hilangnya korban PO, 53 tahun yang merupakan salah satu klien Mbah Slamet.
Berikut beberapa fakta tentang Mbah Slamet:
Menjaring Korban lewat media sosial
Mbah Slamet yang mengaku bisa menggandakan uang, telah melakukan aksinya sejak tahun 2020 lalu.
Dalam proses pencarian korban, Mbah Slamet memanfaatkan media sosial, salah satunya lewat Facebook.
Dimana, ia mempromosikan diri sebagai dukun yang bisa meneggandakan uang berkali-kali lipat dalam kurun waktu tertentu.
Dalam aksinya mempromosikan diri sebagai dukun pengganda uang ini, Mbah Slamet dibantu oleh tersangka BS.
Lewat promosi di media sosial ini, Mbah Slamet melalui BS berhasil menjaring korban dari berbagai daerah lain di luar Banjarnegara.
Telantarakan istri
Dalam aksinya melakukan praktik perdukunan penggandaan uang, Mbah Slamet menggunakan rumahnya sebagai markas.
Meski begitu, istri Mbah Slamet bernama Sanem mengaku tidak tahu-menahu terkait praktik perdukunan yang dilakukan Mbah Slamet.
Sanem bahkan mengaku bahwa ia sudah ditelantarkan suaminya selama lebih dari satu tahun.
Selama ini, ketika ada tamu yang berkunjung, Sanem hanya diminta untuk membuatkan teh dan suguhan tanpa tahu apa yang dilakukan suaminya maupun tujuan para tamu tersebut datang ke rumahnya.
“Apa aktivitasnya sata tidak tahu. Saya saja ditelantarkan selama satu tahun ini,” kata Sanem.
Tak Pernah Bersosialisasi
Menurut pengakuan Kepala Desa Balun, Mahbudiono, Mbah Slamet selama ini diketahui jarang bersosialisasi dengan warga sekitar.
Mbah Slamet jarang terlihat berkumpul dengan tetangga atau melakukan interaksi dengan tetangga yang lain.
Sehingga, warga sekitar yang ada di Desa Balun pun tidak tahu mengenai pekerjaan dari Mbah Slamet. Termasuk terkait profesi Mbah Slamet sebagai dukun pengganda uang.
“Terkait profesinya, banyak warga tidak tahu persis dan mengetahui akan hal itu. Tapi, istrinya sempat dagang kubis,” terang Mahbudiono.
Kades Balun itu juga mengaku bahwa ia baru mengetahui bahwa Mbah Slamet adalah dukun pengganda uang saat salah satu korbannya yang berasal dari Pekalongan bercerita ke warga sekitar.
Rumah Mbah Slamet Jauh dari warga lain
Mahbudiono juga menjelaskan bahwa rumah Mbah Slamet memang terletak di pinggiran desa dan dekat dengan sungai.
Sehingga, jarang ada warga yang tahu tentang kegiatan Mbah Slamet maupun siapa saja yang datang bertamu ke rumah Mbah Slamet.
Selain itu, lokasi rumah yang ada di pinggiran ini juga memudahkan Mbah Slamet melakukan aksi pembunuhan dan penguburan jenazah korban-korbannya.
Dimana, Mbah Slamet menguburkan belasan korbannya di lahan persawahan milik orang tua Mbah Slamet. (fat)