Labuan Bajo (pilar.id) – KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), memberikan dampak positif bagi industri usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia, khususnya bagi kain tenun ikat Flores.
Menurut informasi dari petugas Tourist Information Center di Pelabuhan Labuan Bajo, dalam tiga hari terakhir telah terjual kain tenun ikat senilai Rp3 juta. Selain itu, banyak delegasi KTT ASEAN yang tertarik melihat proses pembuatan kain tenun ikat Flores.
Pengrajin kain tenun ikat Flores, Fermiana, menjelaskan bahwa proses pembuatan kain tersebut memakan waktu sekitar 3-6 bulan.
Kain ikat Flores umumnya menggunakan tiga warna dasar, yaitu biru, kuning, dan hijau, dan menggunakan bahan alami seperti akar mengkudu. Kain tenun ikat Flores adalah salah satu produk budaya kain tenun ikat yang berasal dari Pulau Flores, NTT.
Sebelumnya, 10 pelaku UMKM terbaik dari Manggarai Barat siap memamerkan produk mereka dalam acara KTT ASEAN ke-42 yang diadakan di Labuan Bajo pada tanggal 9-11 Mei.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Manggarai Barat, Theresia Asmon, mengatakan bahwa para pelaku usaha tersebut telah memiliki pengalaman dalam acara tingkat internasional sehingga kualitas produk mereka sudah terjamin.
Menurut Theresia, kehadiran acara internasional seperti KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo akan semakin meningkatkan rasa percaya diri para pelaku usaha dan perajin dalam meningkatkan kualitas produk mereka.
Pemerintah juga memberikan dukungan dalam memfasilitasi UMKM untuk mengembangkan usahanya dan meningkatkan kualitas produk.
Acara ini juga diharapkan dapat membuka peluang bagi UMKM untuk mengikuti acara internasional lainnya di masa depan. (mad/hdl)