Surabaya (pilar.id) – Di tahun 2003, Kya-Kya menjadi wisata jalan-jalan dalam kota Surabaya yang begitu populer dan diminati. Tak hanya bagi warga kota, tetapi juga mereka yang datang dari luar kota bahkan manca negara.
Pasar Malam di kawasan pecinan sepanjang jalan Kembang Jepun ini menawarkan berbagai makanan, baik masakan Tionghoa, makanan khas Surabaya maupun kuliner jalanan lainnya. Sayangnya pada 2008 popularitasnya meredup bahkan sampai tutup.
Dan akhirnya, pada Sepetember 2022, bertepatan dengan malam purnama, Pemerintah Kota Surabaya kembali membangunkan wisata pecinan untuk bersinar sekali lagi, dengan harapan bisa bertahan lebih lama.
Diambil dari salah satu dialek dalam bahasa Tionghoa, Kya-Kya berarti jalan-jalan. Untuk menguatkan tema wisata pecinan yang diusung, ornamen khas Tionghoa dipasang. Lampion sampai naga liang-liong menghiasi sepanjappng kawasan. Ada juga lukisan mural di sudut dinding-dinding bangunannya.
Tak hanya di sepanjang Kembang Jepun, benderang lampion yang mengentalkan suasana wisata juga diperluas sampai Jalan Slompretan, Jalan Coklat, memutar ke Jalan Karet. Untuk menikmati suasana malamnya, sudah disiapkan wahana becak berhias lampu yang berkedip warna-warni.
Hanya dengan menyewanya seharga Rp 20 ribu saja, pengunjung bisa diantar berkeliling kawasan pecinan ini. Melintasi klenteng Hok An Kiong yang megah, serta beberapa rumah penyimpanan abu dari keluarga Tioghoa yang magis.
Pementasan serta tampilan kegiatan kesenian dan budaya yang relevan dengan tema pecinan juga disiapkan sebagai hiburan. Semua keceriaan wisata pecinan ini bisa dinikmati tiap Jumat, Sabtu, dan Minggu, mulai petang sampai jam 10 malam. (ton/hdl)