Surabaya (pilar.id) – Beberapa kali Hari mengecek jam tangan di pergelangan tangannya. Memastikan pagi masih berkutat di jam delapan. Sesekali ia membetulkan posisi duduknya di atas sepeda motor, menunggu perahu menyeberang Sungai Wonokromo, Surabaya, yang hanya seluas belasan meter.
Setiap pagi, untuk tujuan pulang-pergi ke kantor, dia memilih menggunakan layanan perahu penyeberangan ini.
“Kalau lewat jalan raya normal, muternya bisa setengah jam,” ujar dia beralasan. Maklum, rumahnya ada di Gebang, sementara letak kantornya ada di Rungkut.
Tak lama, perahu tiba di posisi Hari menunggu. Setelah seluruh penumpang dari seberang turun, dia pun segera menyalakan motor untuk melintas titian kayu. Giliran dia bersama sejumlah pemotor dan pejalan lain untuk naik ke perahu dan diantarkan ke seberang.
Perahu besi tanpa mesin itu melaju dengan kekuatan ditarik oleh dua orang menggunakan tali tambang yang membentang ke dua sisi sungai.
Dibanding menempuh jalan raya, memang dengan memakai jasa perahu tambang ini bisa memendekkan jarak, menyederhanakan waktu. Dari Sukolilo menuju Wonorejo, 15 kilometer bisa dihemat, 30 menit bisa diirit.
Kurang dari lima menit perahu itu sudah tiba di seberang mengantarkan penumpang tak lebih dari 15 motor beserta pengendaranya.
Sementara tempat Hari menunggu tadi tak lebih dari sebuah emperan rumah yang difungsikan sebagai dermaga sederhana untuk loket bagi pemakai jasa penyeberangan perahu tersebut.
Devinta yang pagi ini bertugas menjaga loket menceritakan, Abah Taji yang tak lain adalah kakeknya, mulai merintis usaha perahu penyeberangan ini sejak tahun tujuh puluhan.
Dia lupa mengingat pasti kapan mulai ikut mengelola usaha keluarganya ini. Tapi sebagai generasi ketiga, dia tetap menjaga agar perahu tambang ini tetap lestari.
“Pengennya jembatan kecil daru kayu untuk jalur keluar masuk ke perahu bisa diperbaiki jadi semen atau besi, agar lebih aman,” katanya. Karena sebagian besar pengguna jasa ini juga merupakan para siswa dari sekolah yang banyak tersebar di kawasan Medokan Semampir ini.
Jika pada hari-hari sebelumnya, perahu penyeberangan ini melayani dari jam 5 pagi sampai jam 9 malam, sejak pandemi hanya beroperasi jam 6 pagi hingga 8 malam saja. (ton/hdl)