Surabaya (pilar.id) – Sejak didirikan pada era kolonial, komplek Balai Pemuda, Surabaya difungsikan sebagai pusat rekreasi orang-orang elit Belanda yang dikenal dalam wadah perkumpulan De Simpangsche Societeit.
Pesta dansa dan berbagai perayaan lain diadakan di salah satu titik pusat kota pahlawan ini. Di masa kini, komplek Balai Pemuda banyak digunakan untuk kepentingan masyarakat umum seperti kegiatan kesenian dan budaya.
Revitalisasi komplek Balai Pemuda dengan penambahan sejumlah fasilitas publik seperti alun-alun bawah tanah menambah fungsi dan daya tarik bagi masyarakat Surabaya. Di akhir pekan atau selepas senja, komplek Balai Pemuda menjadi salah satu destinasi favorit warga kota.
Erwin, warga Sidoarjo, mengaku baru pertamakali menginjakkan kaki di komplek Balai Pemuda. “Sudah cukup lama mendengar Balai Pemuda, tetapi baru ada kesempatan datang malam ini,” tutur Erwin yang datang bersama anak dan isterinya.
Halaman komplek Balai Pemuda yang luas di tengah pusat kota yang padat menjadi ‘oase’ bagi warga kota. Warga dari berbagai penjuru kota berjalan-jalan, berfoto atau sekadar duduk di bangku-bangku sambil menikmati suara biduan yang diiringi musik akustik.
Dibuka sejak pukul 09.00 WIB, komplek Balai Pemuda lebih banyak dikunjungi pada sore hingga malam. Jika beruntung, pengunjung dapat menjumpai atraksi kesenian seperti aksi pantomim dan musik akustik yang biasanya hadir selepas pukul 18.00 WIB. (muk/hdl)