Jakarta (pilar.id) – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengumumkan rencana untuk meningkatkan persentase Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja dari rumah (Work From Home/WFH) selama pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN pada bulan depan. Langkah ini diambil dalam upaya untuk menghindari kemacetan di Jakarta.
“Dalam periode 4 hingga 7 September, di sekitar area venue KTT ASEAN yang berada di Jakarta Selatan, Gambir, dan Gelora Bung Karno, kami akan menerapkan kebijakan WFH dan juga pembelajaran dari rumah. Bahkan, untuk ASN, kami akan meningkatkan persentase WFH hingga mencapai 75 persen,” ungkap Heru, Sabtu (19/8/2023).
Ia pun menjelaskan bahwa uji coba WFH bagi ASN akan berlangsung selama tiga bulan, dimulai dari tanggal 21 Agustus hingga 21 Oktober. Skema yang diterapkan adalah 50 persen WFH dan 50 persen bekerja secara fisik di kantor.
Namun, ASN yang terlibat dalam layanan publik, seperti pegawai rumah sakit dan sekolah, tidak termasuk dalam kebijakan WFH ini.
Kebijakan WFH akan ditingkatkan dari 50 persen menjadi 75 persen bagi ASN yang bekerja di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama pelaksanaan KTT ASEAN pada 4 hingga 7 September.
Heru mengungkapkan bahwa kebijakan ini bertujuan tidak hanya untuk mengurangi polusi udara, tetapi juga untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, khususnya saat KTT ASEAN berlangsung.
Selain itu, Heru menyebutkan bahwa lembaga-lembaga dan kementerian lainnya juga akan menerapkan kebijakan WFH bagi ASN, sesuai dengan yang diterapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
“Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) juga sudah mengeluarkan pedoman kepada seluruh kementerian mengenai kebijakan bekerja dari rumah, yang mirip dengan yang telah diterapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI,” tambahnya.
Walaupun kebijakan ini tidak berlaku untuk perusahaan swasta, Heru mengimbau agar perusahaan tersebut dapat mengatur sektor mana yang dapat menerapkan WFH.
Sebelumnya, sebagai respons terhadap isu polusi udara dan dalam menghadapi pelaksanaan KTT ASEAN, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah merencanakan uji coba sistem Work From Home (WFH) bagi ASN yang tidak terlibat dalam pelayanan langsung, serta menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi sekolah di sekitar lokasi KTT ASEAN.
Hal ini diungkapkan oleh Pelaksana Tugas Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik DKI Jakarta, Sigit Wijatmoko, di Balai Kota Jakarta pada Rabu (16/8/2023).
Sigit menjelaskan bahwa uji coba WFH akan berlaku untuk 50 persen pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, selama periode 21 Agustus hingga 21 Oktober 2023.
Kebijakan ini berlaku bagi ASN yang melakukan fungsi staf atau pendukung, dan tidak berlaku bagi layanan yang langsung melayani masyarakat, seperti RSUD, Puskesmas, Satpol PP, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, Dinas Perhubungan, serta pelayanan tingkat kelurahan.
Sigit menambahkan bahwa persentase pegawai yang akan menerapkan WFH dan hadir di kantor juga akan disesuaikan selama pelaksanaan KTT ASEAN pada 4 hingga 7 September 2023. Rinciannya adalah pegawai yang menerapkan WFH mencapai 75 persen, sementara pegawai yang hadir di kantor sebanyak 25 persen. Penyesuaian ini akan dilakukan pada kantor-kantor pemerintahan yang berada dekat dengan lokasi KTT ASEAN, seperti Kantor Dinas Pariwisata di Kuningan, Jakarta Selatan.
Lebih lanjut, Sigit menjelaskan bahwa sistem PJJ di sekolah yang berada di sekitar lokasi KTT ASEAN hanya berlaku selama pelaksanaan acara tersebut, yaitu pada tanggal 4 hingga 7 September 2023. PJJ ini akan diterapkan dengan persentase kehadiran siswa sebanyak 50 persen. Namun, guru dan tenaga pendidik di sekolah tersebut akan tetap hadir dan beraktivitas 100 persen.
“Kebijakan PJJ hanya berlaku selama KTT ASEAN berlangsung. Sekolah yang menerapkan PJJ juga hanya yang berlokasi di sekitar venue KTT ASEAN, seperti daerah Thamrin, Sudirman, Tanah Abang, Kuningan, dan Menteng. Sekolah di daerah Jakarta Barat dan Jakarta Timur akan tetap beroperasi normal dengan tingkat kehadiran siswa 100 persen,” terangnya.
Setelah KTT ASEAN berakhir, sekolah-sekolah di sekitar venue KTT ASEAN akan kembali melaksanakan pembelajaran seperti biasa, dengan tingkat kehadiran siswa 100 persen. (hen/hdl)