Jakarta (pilar.id) – Elon Musk, CEO dari beberapa perusahaan terkemuka seperti Tesla dan SpaceX, telah mengumumkan perubahan logo Twitter sejak seminggu lalu. Logo Larry, burung biru ikonik, telah digantikan dengan ikon X berwarna hitam.
Perubahan logo ini dilakukan secara bertahap di berbagai komponen Twitter. Selain pada ikon di aplikasi, logo Twitter di kantor perusahaan juga telah diganti dengan logo baru berupa huruf X berwarna hitam.
Masalah 1, Teguran Regulator
Namun, proses perubahan logo di bangunan kantor Twitter ini menarik perhatian regulator kota San Fransisco. Menurut laporan dari NDTV pada Sabtu (29/7/2023), perusahaan yang ingin melakukan perubahan logo atau tanda di gedungnya harus mendapatkan izin dari pihak berwenang.
Juru bicara Departemen Inspeksi Bangunan San Fransisco, Patrick Hannan, menjelaskan bahwa perubahan huruf atau simbol, termasuk pemasangannya di atas gedung, memerlukan izin untuk memastikan kesesuaian dengan sejarah bangunan dan keamanannya.
“Peninjauan dan persetujuan perencanaan juga diperlukan untuk pemasangan tanda ini. Kota membuka pengaduan dan memulai penyelidikan,” ungkap juru bicara tersebut.
Masalah 2, Teguran Polisi
Sebelumnya, proses penggantian logo di kantor Twitter juga sempat dihentikan oleh kepolisian setempat. Penyebabnya adalah kurangnya selotip tanda peringatan bagi pejalan kaki saat logo diganti, yang bertujuan untuk menjaga keselamatan jika ada benda yang jatuh.
Elon Musk sendiri akhirnya mengganti logo burung biru ikonik Twitter dengan logo baru berupa huruf X. Perubahan ini berlaku ketika pengguna masuk ke twitter.com melalui browser di PC atau laptop, serta ketika mengakses menu utama platform.
Selain itu, nama dan logo burung biru Twitter telah dihapus dari Google Play Store dan digantikan dengan logo dan merek X. Meski menggunakan nama dan logo X, pengguna tablet dan HP Android masih dapat menemukan aplikasi dengan kata Twitter melalui kolom pencarian, yang nantinya akan mengarahkan mereka ke laman aplikasi X.
Perubahan ini juga mencakup desain aplikasi, dengan logo burung ikonik di bagian atas aplikasi yang diganti dengan huruf X. Logo burung dan nama Twitter juga sudah tidak tersedia lagi di Apple App Store.
Masalah 3, Konflik Merek Dagang
Perubahan ini merupakan bagian dari rencana Elon Musk untuk melakukan rebranding Twitter. Namun, rebranding ini kemungkinan besar akan menghadapi hambatan karena nama merek X sudah menjadi hak Meta, perusahaan di balik platform jejaring sosial Facebook.
Mark Zuckerberg, pendiri Meta, telah mendaftarkan merek X untuk layanan jejaring sosial online dan jejaring sosial di bidang hiburan, game, dan pengembangan aplikasi sejak tahun 2019. Hal ini mencakup logo berupa huruf X berwarna biru-putih untuk berbagai bidang, termasuk software dan media sosial.
Sebuah media internasional juga melaporkan bahwa Microsoft memiliki hak kekayaan intelektual atas huruf X. Sejak tahun 2003, Microsoft telah memegang hak merek terkait sistem video gim Xbox mereka.
Dengan banyaknya pendaftaran merek dagang aktif yang menggunakan huruf X dalam berbagai industri, Twitter kemungkinan besar akan menghadapi potensi gugatan hukum terkait perubahan logo mereka di masa mendatang.
Masalah 4, Kehilangan Pengguna
Tahun lalu, saat Elon Musk menurunkan sejumlah kebijakan baru terkait Twitter, pengguna platform media sosial ini perlahan tapi pasti melakukan eksodus. Insider Intelligence memperkirakan pengguna Twitter bulanan di seluruh dunia turun hampir 4 persen pada tahun 2023 dan 5 persen lainnya pada tahun 2024.
Insider mencatat, tahun 2022, ada 368,4 juta pengguna aktif bulanan di seluruh dunia. Lalu tahun 2023 menjadi 353,9 juta pengguna. Diperkirakan pada tahun 2024, basis pengguna globalnya akan turun lagi 5,1 persen menjadi 335,7 juta. Itu berarti Twitter atau X sudah kehilangan 32,7 juta pengguna dalam dua tahun. Prediksi ini dilakukan saat Twitter tidak melakukan rebranding. Saat melakukan rebranding, dan rangkaian aturan yang kian ketat, bisa jadi akan muncul percepatan yang signifikan. (hdl)