Jakarta (pilar.id) – PT Pertamina EP Cepu (PEPC) mencatat kinerja positif dengan produksi minyak mentah yang melebihi target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2022.
Produksi minyak mentah PEPC mencapai rata-rata 74,847 MBOPD dari Lapangan Banyu Urip dan Lapangan Kedung Keris, melebihi target sebesar 73,011 MBOPD atau 102,51 persen dari target.
Perseroan juga merealisasikan Proyek Pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran Tiung Biru (JTB) hingga memasuki fase produksi pada akhir 2022, berupa gas bumi dan kondensat.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan 2022, Senin (8/5/2023), dihadiri oleh Komisaris Utama PT Pertamina EP Cepu Taufan Hunneman beserta jajaran Dewan Komisaris PEPC dan Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu Endro Hartanto.
Selain itu juga hadir Direktur Eksplorasi PT Pertamina Hulu Energi Muharram J. Panguriseng dan Direktur PT Pertamina Pedeve Indonesia Rahmi Amini, sebagai pemegang saham.
Endro Hartanto mengatakan bahwa PEPC berhasil meningkatkan laba tahun berjalan sebesar 1,17 miliar Dollar AS atau naik 38 persen dibandingkan tahun 2021.
“Kami bersyukur meskipun harus melalui tantangan yang tidak mudah dengan perekonomian yang masih terdampak di masa pandemi covid dan volatilitas harga minyak dunia, kami berhasil membukukan kinerja positif,” ungkap Endro Hartanto,
Selain itu disisi operasi, lanjut dia, PEPEC juga berhasil merealisasikan Proyek JTB untuk memasuki fase produksi dimana proyek ini sangat penting mendukung ketahanan energi negeri di masa transisi menuju energi bersih.
Dikatakan pula, PEPC mencatat tambahan cadangan minyak mentah P1 (PI 45 persen) sebesar 54,16 MMBOE atau 111 persen dari RKAP sebesar 48,69 MMBOE di tahun 2022.
Selain itu, kinerja safety perusahaan juga mendapatkan pengakuan dengan mendapatkan penghargaan dari pihak eksternal seperti Patra Nirbhaya Karya Utama Adinugraha I dari Kementrian ESDM dan Penghargaan Program K3 Jam Kerja Selamat dan Gubernur Jawa Timur.
Penghargaan ini selaras dengan komitmen PEPEC yang selama ini memposisikan keselamatan sebagai prioritas utama dalam kegiatan migas.
“Penghargaan dari pihak eksternal menunjukkan komitmen manajemen dan pekerja untuk menjaga keselamatan, terutama di fase proyek JTB,” tutupnya. (hdl)