Yogyakarta (pilar.id) – Sekretariat Bersama (Sekber) Keistimewaan DIY menggelar Festival Bregada Rakyat ke-10 yang diikuti 1.000 pelaku seni Keprajuritan dari 20 kelompok Bregada dari seluruh DIY, Minggu (16/10/2022).
Rute Festival Bregada Rakyat ini, dimulai dari area parkir Abu Bakar Ali Malioboro, kemudian berbaris sepanjang Jalan Malioboro untuk selanjutnya finish di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta.
Selain menjadi agenda tahunan Sekber Keistimewaan DIY, ajang ini juga mangayubagyo Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X dan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Paku Alam X periode 2022-2027.
Sementara itu, penampilan peserta Bregada dinilai lima orang dewan juri dengan tiga kriteria yakni, tata lampah, tata busana, dan tata musik dengan dipilih lima penyaji terbaik dan berhak memperoleh uang pembinaan total senilai 50 juta rupiah.
Ketua Sekber Keistimewaan DIY, Widihasto Wasana Putra mengatakan pada penyelenggaraan Festival Bregada Rakyat dalam tiga tahun terakhir, peserta yang dipilih berasal dari kelompok Bregada yang belum pernah menjadi juara di semua level. Lebih lanjut, menurut Hasto hal tersebut bertujuan untuk menambah semangat kelompok Bregada Rakyat.
“Marwah dari ajang Festival Bregada Rakyat ini ada tiga, pertama merajut konsolidasi budaya, lalu memberikan kesempatan eksistensi, serta membesarkan semangat untuk para pelaku seni Keprajuritan. Jadi, bukan hanya kompetisi untuk mencari pemenang, namun membangun kebersamaan antar para pelaku seni Keprajuritan Rakyat yang berlandaskan spirit nyawiji greget sengguh ora mingkuh (konsentrasi, semangat, percaya diri dengan rendah hati dan bertanggung jawab),” terang Hasto, Minggu (16/10/2022).
Berbeda dengan gelaran sebelumnya, tahun ini Festival Bregada Rakyat melibatkan salah satu juri dari Warga Negara Asing (WNA) yang diharapakan menambah perspektif baru dalam penilaian peserta. Selain itu, juga dapat memperkenalkan dan melestarikan eksistensi seni Keprajuritan yang ada di Yogyakarta.
“Kami berharap dengan melibatkan Mr. Rudolf Iten, beliau pecinta seni dari negara Swisss, dapat lebih memperkaya perspektif penilaian juri. Juga, keberadaan seni Keprajuritan Rakyat atau Bregada Rakyat ini bagaimanapun turut memperkuat ragam budaya DIY, sehingga harapannya semakin banyak diketahui publik secara luas, khususnya dunia pariwisata internasional,” jelasnya.
Sementara itu, dari 20 peserta tersebut ditambah dengan 2 kelompok Bregada eksebisi atau pameran yang terdiri dari Kelompok Bregada Panji Parentah dan Paguyuban Onthel Djogja. Pada Festival Bregada Rakyat ini, turut juga dimeriahkan Sanggar Tari Pramudhita dan kelompok musik Metfora.
Kepala Seksi Lembaga Budaya Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Endang Widuri menyebut Bregada Rakyat ini berasal dari kampung-kampung ataupun Kalurahan yang diharapkan mengangkat budaya atau nguri-uri kebudayaan.
“Selain itu, kemudian pariwisata tentunya, karena harapan gubernur penggerakan wisata budaya salah satunya seperti ini, dengan penampilan Bregada Rakyat dapat menarik wisatawan dari mancanegara, meningkatkan kreativitas masyarakat mereka tidak boleh meniru Bregada yang di Keraton ataupun Pura Pakualaman jadi ageman, dan semuanya kreativitas masing-masing” kata Widuri. (riz/din)