Sumedang (pilar.id)– Tak pernah dibayangkan oleh Lasman, pemuda asal Samarinda ini. Saat ia mencoba ikut mendaftar sebuah program pemuda bernama Istanbul Youth Leaders Summit 2022 yang diselenggarakan oleh Leads Indonesia.
Lasman bercerita, jika informasi tersebut didapat dari seorang temannya yang membagikannya dari social media. Diawal ia sempat tak minat mengikuti kompetisi ini, dikarenakan akan banyak pesaing, selain itu peserta yang ikut tak hanya mahasiswa dari Indonesia, namun juga terbuka bagi mahasiswa Indonesia yang berkuliah di luar negeri. Kompetisi tersebut, dimulai pendaftaran November 2021 dan di tutup ditanggal 8 januari 2022.
“Peluang lolosnya kecil, terutama untuk mendapat akomodasi penuh, karena pesertanya. Sudah daftar sekitar 230 peserta yang persebaran pesertanya tak hanya dari Indonesia, namun juga dari mahasiswa yang kuliah dari luar negeri. Walaupun ini program pertama dan angkatan pertama oleh Leads Indonesia, tetapi antusias yang ikut sudah luar biasa,” ujar mahasiswa Univerisitas Padjajaran (UNPAD) Bandung ini.
Namun tak lama, Lasman bercerita, bila ia akhirnya berani mengikuti kompetisi tersebut. Saat dirinya melihat syarat dan ketentuan dapat ia penuhi. Seperti riwayat organisasi, riwayat kepanitiaan dan riwayat prestasi.
“Saya punya yang disayaratkan, makanya saya memberanikan diri untuk mendaftar dan mengirim formulir pendaftaran, membuat motivation letter sekitar 500 kata yang isinya motivasi kita untuk mengikuti program tersebut dan juga kontribusi kita setelah acara tersebut, serta syarat-syarat lainnya,” sebutnya.
Dalam motivation letternya ia menuliskan motivasinya dalam mengikuti kegiatan ini, diantaranya Lasma menyukai isu, eksplorasi tentang budaya luar negeri. Dalam motivation letternya ia menjelaskan kontribusinya pasca mengikuti program tersebut, yaitu dengan membuka kelas mentoring.
“Informasi ini sangat dibutuhkan oleh banyak orang. Akselerasi informasi dalam dunia pendidikan itu sangat penting terutama bagi wilayah yang belum berkembang secara infrastruktur atau di wilayah 3T yang belum massif dengan informasi. Saya membuka kelas mentoring, bisa mendorong orang-orang daerah agar bisa seperti saya,” jelas Lasman.
Dalam seleksinya, Lasman harus melalui 3 tahap, yaitu tahap seleksi berkas, Leaderless Group Discussion (LGD) dan wawancara. Lasman menjelaskan, pada tahap seleksi berkas yang lolos ke babak dua hanya 100 orang dari total peserta 230 orang. Lalu ditahap dua, ia memillih tema diskusi tentang kebijakan publik, dikarenakan ketika semester 3, dirinya pernah mengambil materi kuliah hukum dan kebjakan publik, serta di semester 2 sempat magang di DPR RI, tentang formulasi kebijakan.
“Saya memilih tema tersebut, karena itu strategi, maka saya tidak pilih yang lain. LGD ini diskusi, kita diberikan studi kasus, tetapi tidak ada pemimpin. Semua bisa berbicara dengan batasan waktu dan dapat menyelesaikan studi kasus yang diberikan. Tak hanya dinilai dari s eberapa kritis kita, tetapi juga apresiasi terhadap anggota lain. Tahap LGD 1 tema dibagi 5 kelompok, 1 kelompok terdiri 4-5 orang,” terang mahasiswa jurusan Fakultas Hukum semester 4 ini.
Pada tahap 3, peserta yang lolos hanya 54 orang. Di tahap ini, peserta akan diwawancara dan menjadi penentuan 5 peserta yang mendapat fasilitas full akomodasi. Diseleksi ini, baginya cukup menantang, karena rebutan memasukan nama dan wawancara merupakan tahap yang krusial. Dalam wawancara Lasman mengenai mengenai perkenalan diri, prespektif terhadap budaya lintas negara, cara beradaptasi dengan cuaca yang berubah-ubah, hambatan Bahasa, serta ditanya mengenai lebih suka kerja kelompok atau individual.
“Saya nekat ambil wawancara nomor urut satu. Saya hanya ada 2 pilihan, menjadi yang pertama atau terakhir. Ketika saya melihat alokasi namanya, peserta terakhir suda ada yang mengisi, sedang nomor satu belum diambil, maka saya ambil nomor urut satu, yang membawa saya lolos dan menjadi salah satu peserta yang dapat penuh akomodasi,” ucapnya.
Program yang akan dilaksanan dari tanggal 7-15 Maret 2022, Lasman akan melakukan Suistainable Development Goals (SDG). Adanya kegiatan ini, Lasman menjelaskan, delegasi diharapkan bisa berkontribusi bagi Indonesia dalam bentuk pikiran atau pendapat ataupun juga relevansi dengan sosial project, meskipun di Turki yang masalahnya dari Indonesia yang dapat memperngaruhi dunia, seperti perubahan iklim. Karena dalam perubahan iklim, negara-negara juga turut berkonrtibusi terhadap emisi karbon.
“Kita akan mengikuti leadership forum, seperti forum kepemimpinan yang sifatnya audiensi yang akan mungkin banyak melakukan dengar pendapat, dan juga temu muka dengan pemimpin-pemimpin atau stake holder penting yang ada di Turki. Diharapkan jika suatu hari mereka menjadi pemimpin, bisa mengetahui dan melakukan ketika terjadi permasalahan ketika akan membuat sebuah kebijakan. Sisanya cultural visit, mengunjungi beberapa tempat bersejarah dan budaya yang ada di Turki untuk dipelajari baik secara historis,”
terangnya.
Saat ini, Lasman tengah mempersiapkan paspor keberangkatannya ke Turki. Dikarenakan teknis dalam pembuatan paspor yang harus berebut, sedang keberangkatan yang kian dekat. Serta jarak yang cukup jauh dengan kantor imigrasi, dari Sumedang ke Bandung
“Saya pribadi anak rantau. Masalah passport ini yang harus segera saya tangani, untuk persiapan lain, seperti pakaian, obat-obatan dan lainnya sudah dipersiapkan, tinggal pemenuhan berkas yang sampai saat ini masih harus diurus. Persiapan kali ini saya urus sendiri. Jadi mobilitasnya saja yang cukup padat kalau untuk harus bolak-balik ke Jatinagor-Bandung, untuk mengurus paspor,” ucap Lasman yang juga pernah ikut Konferensi International Indonesia-Afrika tahun 2020 ini.
Adanya kegiatan ini, Lasman berharap dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan baik terutama untuk penyelenggara. Selain itu, ia berharap mendapat pengalaman yang luar biasa, baik dari ilmu, serta belajar lintas budaya, secara masif.
“Harapan saya berharap dari program ini bisa membuka kesempatan saya agar bisa mengikuti program lain semacam ini, serta bisa membuka pintu informasi satu langkah awal bagi mahasiswa yang ada di fakultas saya, Semoga orang-orang yang akan saya temui bisa menjadi teman untuk saya berkembang lagi menjadi lebih baik,” tutup Lasman. (jel/din)