Yogyakarta (pilar.id) – Pemerintah Kota Yogyakarta baru saja meluncurkan minuman herbal bubuk bernama Djok Neh di Balai Kota Yogyakarta pada Selasa (21/3/2023).
Minuman herbal bubul bermerek Djok Neh ini merupakan hasil kerja sama antara Pemkot Yogyakarta bersama Ketua Asosiasi Petani sayur Kota Yogyakarta (APSKY).
Dimana, minuman bubuk Djok Neh yang memiliki ragam varian herbal ini nantinya akan ditujukan untuk ekspor ke pasar internasional dan telah memiliki sertifikasi halal, izin edar BPOM, dan PIRT.
Beberapa varian rasa dari minuman herbal bubuk Djok Neh tersebut adalah teh telang dan sereh rosela jahe atau seroja.
“Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya produk kami dengan merek Djok Neh ini bisa diluncurkan,” kata Ketua Asosiasi Petani Sayur Kota Yogyakarta (APSKY) Heroe Poerwadi, di sela peluncuran produk inovasi olahan pertanian Djok Neh, di Balai Kota, Selasa (21/3/2023).
Dikatakan Heroe, banyaknya permintaan produk herbal dalam bentuk bubuk di pasar ekspor membuat pihaknya bekerja sama dengan pihak di Bantul untuk memproduksi minuman herbal bubuk.
“Jadi ini peluang Djok Neh untuk membuat produk herbal bubuk ini. Dalam satu kali produksi ada lima ribu pcs, dimana satu kotak isi 10 bungkus dengan harga pasaran sekitar 35 ribu,” ucapnya.
Lebih lanjut, nantinya varian minuman Djok Neh ini akan terus dikembangkan. Selain itu, pada peluncuran tersebut pihaknya menghadirkan 42 produk yang telah memiliki izin edar dan 30 produk dalam proses pengajuan izin.
“Produk seperti dodol jambu dan eukaliptus ini sudah bersertifikasi halal, izin BPOM, dan PIRT beberapa sudah diekspor ke Malaysia dan Mesir,” terangnya.
Pihaknya juga berharap hasil panen para petani di Kota Yogyakarta yang terdapat 276 kelompok tani ini bisa diolah dan kualitas produk yang dihasilkan juga terus bertambah. Sehingga hasil yang diperoleh para petani meningkat.
Sementara, Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Sumadi menyebut meskipun wilayah Kota Yogyakarta kecil, namun inovasi dari masyarakat sangat tinggi terbukti dari capaian Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) sebagai kota terbaik di Indonesia dengan program Lorong Sayur pada 2022 lalu.
“Itu (Lorong Sayur) menjadi salah satu wujud inovasi dan kreativitas luar biasa masyarakat Kota Yogyakarta sehingga memiliki ketahanan pangan yang baik meski di lahan yang kecil,” ucap Sumadi.
Sumadi mengungkapkan, diluncurkannya produk inovasi pertanian tersebut menjadi awal untuk terus mengkampanyekan produk dengan menggiatkan promosi dan pemasaran, serta strategi supaya bisa dikenal luas masyarakat sehingga produk Djok Neh tetap eksis.
“Djok Neh itu berarti tambah lagi, harapannya branding pemasaran serta promosi bisa terus dilakukan,” tutupnya. (riz/fat)