Jakarta (pilar.id) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Sidang Kabinet Paripurna untuk membahas Laporan Semester I Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2023. Sidang tersebut dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta, dan berfokus pada situasi politik dan ekonomi yang masih rentan di paruh kedua tahun ini.
Dalam pembukaan sidang, Presiden Jokowi menyoroti kondisi global yang belum stabil dan ketegangan politik yang terus berlanjut. Hal ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan aktivitas perdagangan yang melemah di Indonesia.
Presiden mengungkapkan enam poin penting yang harus diperhatikan oleh pemerintah dalam menghadapi situasi di paruh kedua tahun ini. Pertama, fokus dan waspada terhadap potensi krisis, dengan menjaga kepentingan masyarakat dan nasional. Presiden menekankan pentingnya menghindari gangguan terhadap program pemerintah akibat persaingan politik menjelang Pemilu 2024.
Kedua, Presiden meminta langkah-langkah antisipatif untuk memastikan kelancaran pendapatan negara, termasuk dari sektor pajak, kepabeanan, dan pendapatan negara non-pajak (PNBP). Meskipun pendapatan negara pada semester I-2023 masih baik, penerimaan pajak dan PNBP terpengaruh oleh penurunan harga komoditas. Oleh karena itu, risiko harus dipahami dan dikelola dengan baik.
Ketiga, Presiden Jokowi mendorong langkah-langkah untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi positif di semester II-2023. Di antaranya, dengan menggalakkan konsumsi rumah tangga dan menjaga ketersediaan serta harga bahan pangan agar tidak berdampak pada inflasi. Stabilitas moneter dan sektor perbankan juga menjadi fokus penting.
Keempat, pemerintah pusat dan daerah diminta untuk maksimalkan realisasi belanja APBN dan APBD. Presiden mengingatkan agar belanja pemerintah efektif dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Prioritas belanja barang dan modal harus diberikan pada produk dalam negeri. Program bantuan sosial (bansos) harus disalurkan tepat waktu dan sasaran. Selain itu, pembangunan infrastruktur, energi terbarukan, dan ekonomi hijau juga harus tetap menjadi fokus.
Kelima, Presiden menekankan pentingnya mengantisipasi potensi musim kemarau panjang akibat El Nino dan risiko kebakaran hutan dan lahan. Meskipun telah dibangun embung dan bendungan untuk mengatasi masalah pasokan air, manajemen yang baik tetap diperlukan.
Terakhir, Presiden meminta jajaran pemerintah untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan masyarakat menjelang Pemilu 2024. Penyelesaian nonyudisial pelanggaran HAM berat masa lalu harus terus diawasi, dan pemulihan keamanan di Papua, terutama di Kabupaten Nduga, Intan Jaya, dan kabupaten lainnya, harus dilakukan dengan segera.
Dalam Sidang Kabinet Paripurna ini, Presiden Jokowi menekankan pentingnya koordinasi dan langkah-langkah yang tepat guna menghadapi tantangan yang dihadapi oleh Indonesia di paruh kedua tahun 2023. (hdl)