Jakarta (pilar.id) – KSAD Jenderal Dudung Abdurachman mengatakan, TNI AD akan mengirimkan pasukan ke Paro, Nduga, Papua Pegunungan. Pasukan tersebut memiliki dua target utama, yakni menyelamatkan pilot Susi Air dan memburu para pelaku penyanderaan.
“Kira-kira begitulah. Dua-duanya harus target itu tercapai. Mudah-mudahan pilot segera ditemukan,” kata Dudung, di Jakarta, Jumat (10/2/2023).
Dudung enggan membeberkan jumlah, serta dari satuan mana yang akan dikirimkan ke Papua. Ia juga menyatakan, tak ada target waktu dalam operasi ini.
“Ya itu nggak ada target (waktu selesai), lebih cepat lebih bagus,” kata dia.
Dudung mengatakan pasukan akan melakukan pendekatan secara persuasif. Meski mengedepankan sisi humanis, namun juga TNI AD akan bersikap tegas. Beberapa pasukan saat ini juga sudah disiap- siagakan di Paro untuk melindungi masyarakat yang merasa terintimidasi.
“Konsepnya saya lihat tetap persuasif, humanis, dan tetap tegas pada para pelaku-pelaku teroris,” ujar Dudung.
Sebelumnya dikabarkan, pesawat Susi Air terbakar akibat ulah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya (EK) di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, Selasa (7/2/2023) pagi. Pesawat itu dijadwalkan terbang dari Timika pada 05.33 WIT dengan 1 pilot dan 5 penumpang.
Pesawat lalu dikabarkan hilang kontak pada 06.17 WIT. Pada 07.28 WIT, manajemen Susi Air mendapat informasi bahwa pesawat dengan nomor registrasi PK-BVY tersebut masih berada di Paro. Dua jam kemudian, tepatnya 09.57 WIT, penerbangan PK-BVC melaporkan bahwa pesawat PK-BVY terbakar di tengah landasan dan tidak ada orang di sekitarnya termasuk pilot.
Seorang pilot dan 5 penumpang Susi Air tidak ditemukan di dalam bangkai pesawat. Mereka adalah, Philips Methrtens (pilot), Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge, Meita Gwijangge, dan Wetina W (bayi). Pemilik Susi Air Susi Pudjiastuti sebelumnya juga menyatakan, penumpang sudah dibebaskan, tetapi pilot berkebangsaan Selandia baru itu belum diketahui nasibnya. (ach/hdl)