Jakarta (pilar.id) – Diskusi mengenai perayaan Idul Fitri dari perspektif global digelar di Universitas Paramadina. Acara ini dihadiri oleh para akademisi dari berbagai negara untuk membahas beragam tradisi dan kebiasaan dalam menyambut Idul Fitri di berbagai belahan dunia.
Diskusi ini, yang berlangsung pada Jumat (19/4/2024), merupakan bagian dari Program of Fitrah Majbulah Series yang diselenggarakan secara daring oleh The Lead Institute, Universitas Paramadina. Acara ini dimoderatori oleh Maya Fransiske Lecomte, S.Ag.
Prof. Doc. Dr. Banu Gürer dari Marmara Universitesi, Istanbul, Turkey, dalam presentasinya menyebutkan bahwa tradisi Idul Fitri di Turki memiliki ciri khas tersendiri. “Di Turki, Idul Fitri biasa disebut sebagai ‘Ramazan Bayrami’ atau Festival Ramadhan,” ungkapnya. Menurutnya, tradisi ini didasarkan pada tradisi Sunni Hanafi yang dominan di Turki.
Sementara itu, Assc. Prof. Dr. phil. Amporn Mardent dari Thammasat University, Bangkok, Thailand, menjelaskan bahwa di Thailand, Idul Fitri tidak begitu populer seperti di negara lain. “Di Thailand, ada sejumlah tradisi lain seperti ‘Aidil Adha’ yang juga dirayakan,” tambahnya.
Dr. phil,. Sonia Zayed dari Goethe Universitat, Frankfurt am Main, Germany, menyebutkan bahwa di Jerman, Islam merupakan agama minoritas. “Meskipun demikian, komunitas Muslim di Jerman memiliki latar belakang budaya yang beragam,” jelasnya.
Diskusi ini memberikan wawasan yang mendalam mengenai bagaimana perayaan Idul Fitri dipandang dari berbagai sudut pandang di berbagai negara. Universitas Paramadina diharapkan dapat terus menjadi tempat untuk bertukar pikiran dan pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat luas. (rio/ted)