Kediri (pilar.id) – Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menghadiri acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) Wali Kota Kediri terpilih, Vinanda Prameswati dan Qowimuddin Thoha sebagai Wakil Wali Kota Kediri periode 2025-2030. Acara ini digelar di Gedung DPRD Kota Kediri, sekaligus diikuti dengan Rapat Paripurna Penyampaian Visi-Misi.
Dalam sambutannya, Wagub Emil mengucapkan selamat kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kediri yang baru serta mengapresiasi Penjabat Wali Kota Kediri, Zanariah, atas pengabdiannya selama masa transisi pemerintahan.
“Kami berharap kepemimpinan yang baru dapat menjalankan amanah dengan penuh tanggung jawab. Terima kasih kepada Ibu Zanariah atas dedikasinya dalam menjaga roda pemerintahan Kota Kediri,” ujar Emil.
Capaian Pembangunan Kota Kediri 2024
Wagub Emil memuji berbagai pencapaian indikator makro pembangunan Kota Kediri selama 2024 yang dapat menjadi dasar perumusan kebijakan ke depan.
“Indeks pembangunan Kota Kediri sudah baik. Tingkat kemiskinan dan pengangguran rendah, sementara Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terus meningkat. Namun, jika ada hal yang dirasa masih kurang, perlu dirumuskan dalam indikator konkret agar target pembangunan lebih jelas,” jelasnya.
Beberapa capaian penting Kota Kediri pada 2024, antara lain:
- Pertumbuhan ekonomi meningkat dari 1,92 persen pada 2023 menjadi 4,33 persen pada 2024.
- Gini Rasio (ketimpangan pendapatan) turun dari 0,40 persen pada 2023 menjadi 0,337 persen pada 2024, lebih baik dibandingkan rata-rata Provinsi Jawa Timur yang mencapai 0,373 persen.
- Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurun dari 4,06 persen pada 2023 menjadi 3,91 persen pada 2024.
- IPM meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 0,75 persen per tahun, dari 78,78 persen pada 2020 menjadi 81,88 persen pada 2024.
- Tingkat kemiskinan turun dari 7,15 persen pada 2023 menjadi 6,51 persen pada 2024, dengan pengentasan kemiskinan ekstrem hingga 0,00 persen.
Tantangan dan Fokus Pembangunan Kota Kediri ke Depan
Meski pencapaian Kota Kediri cukup baik, Emil menekankan bahwa tantangan pembangunan masih banyak, terutama dalam meningkatkan daya saing daerah dan memastikan kesejahteraan masyarakat yang merata.
“Capaian ini patut diapresiasi, tetapi kita tidak boleh berpuas diri. Masih banyak pekerjaan rumah untuk mempercepat pembangunan, meningkatkan layanan publik, dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” tegasnya.
Untuk itu, Emil meminta Pemkot Kediri segera menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2030 agar pembangunan lebih terarah dan selaras dengan RPJMD Provinsi Jawa Timur dan RPJMN Nasional.
Selain itu, Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang menjadi prioritas nasional harus diimplementasikan. Program ini meliputi:
- Penyediaan makanan bergizi gratis.
- Peningkatan layanan kesehatan dan produktivitas pertanian.
- Pembangunan sekolah unggul dan kesejahteraan sosial.
- Peningkatan gaji ASN, tenaga kesehatan, dan aparat keamanan.
Mewujudkan Kota Kediri yang Mapan, Maju, dan Inklusif
Wali Kota Kediri telah menetapkan visi “Membangun Kota Kediri yang Mapan, Maju, Agamis, Produktif, Aman, dan Ngangeni”. Emil berharap visi ini bisa diwujudkan melalui kebijakan yang berdampak langsung bagi masyarakat.
“Masyarakat menaruh harapan besar kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang baru untuk membawa inovasi, mempercepat pembangunan, dan meningkatkan kesejahteraan warganya,” kata Emil.
Emil juga menekankan pentingnya kolaborasi antara DPRD, perangkat daerah, dan seluruh pemangku kepentingan agar kebijakan yang diambil benar-benar berpihak pada rakyat.
Selain itu, Emil mendorong Kota Kediri untuk mengadopsi inovasi digital dalam tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik guna meningkatkan efisiensi birokrasi dan mempercepat realisasi program pembangunan.
“Dengan sinergi yang baik antara pemerintah daerah, DPRD, dan masyarakat, saya yakin Kota Kediri akan semakin maju dan menjadi contoh bagi daerah lain di Jawa Timur,” tutupnya. (usm/hdl)