Jakarta (pilar.id) – Lima desa wisata binaan BCA, yang tergabung dalam program Desa Bakti BCA, sukses mencuri perhatian industri pariwisata internasional di Wonderful Indonesia Travel Fair (WITF) 2024.
Acara yang berlangsung pada 2-4 Oktober 2024 ini dihadiri oleh platform perjalanan dari berbagai negara, seperti Tiongkok, Filipina, Jepang, dan Turkey.
Antusiasme tinggi terlihat dari banyaknya diskusi antara pelaku industri internasional dengan perwakilan Desa Bakti BCA, membuka peluang kerja sama untuk memperkenalkan desa-desa ini sebagai destinasi wisata global.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo, serta Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara, Dwi Marhen Yono.
WITF 2024 sendiri merupakan ajang penting yang mempertemukan lebih dari 150 agen perjalanan dari 30 negara dan 170 pelaku industri pariwisata Indonesia untuk mempromosikan wisata Tanah Air di kancah internasional.
Promosi Desa Wisata Binaan BCA
Dalam acara ini, BCA mempromosikan lima desa wisata binaannya: Desa Wisata Kampung Adat Nagari Sijunjung (Sumatera Barat), Desa Wisata Taro (Bali), Desa Wisata Hijau Bilebante (Lombok), Desa Wisata Tamansari (Banyuwangi), dan Wisata Wayang Desa Wukirsari (Yogyakarta).
Masing-masing desa menawarkan paket wisata unik, mulai dari pengalaman budaya hingga petualangan alam, yang menarik minat wisatawan mancanegara.
Hera F. Haryn, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, menyatakan bahwa keterlibatan Desa Bakti BCA di WITF 2024 adalah upaya untuk mengembangkan promosi wisata desa ke tingkat global.
“Antusiasme pelaku pariwisata mancanegara menunjukkan bahwa desa wisata Indonesia memiliki potensi besar sebagai destinasi global,” ujarnya.
Pertumbuhan Desa Wisata di Indonesia
Menurut data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, hingga Maret 2024, jumlah desa wisata di Indonesia mencapai 4.812 desa.
Desa-desa ini menawarkan pengalaman wisata yang kaya akan keindahan alam, budaya, dan tradisi lokal, sejalan dengan tren slow living yang semakin diminati wisatawan internasional. Potensi desa wisata juga mampu meningkatkan devisa negara dan memperkuat ekonomi lokal. (hdl)