Jakarta (pilar.id) – Sebuah penelitian terbaru dari Hakuhodo Institute of Life and Living ASEAN (HILL ASEAN) mengungkapkan bahwa 84 persen keluarga Indonesia percaya bahwa pendidikan agama merupakan kunci utama untuk menjadi individu yang baik dan berbudi luhur.
Penelitian ini melibatkan survei komprehensif di enam negara ASEAN, termasuk Indonesia, Thailand, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Singapura.
Indonesia dinyatakan sebagai negara paling religius di kawasan ASEAN berdasarkan hasil riset tersebut. Pendidikan agama menjadi landasan penting dalam membentuk moralitas dan etika, serta menjadi bagian integral dari pengasuhan anak di keluarga Indonesia. Orangtua di Indonesia menerapkan gaya pengasuhan modern yang dikenal sebagai “experimental syncretic parenting,” yang menggabungkan pendekatan progresif dengan tetap mempertahankan tradisi dan kepercayaan religius.
Dalam pendekatan ini, agama tidak hanya dilihat sebagai aturan yang harus diikuti, tetapi juga sebagai prinsip moral yang harus dihayati. Orangtua Indonesia terbuka untuk mengajarkan nilai-nilai baru kepada anak-anak mereka, selain nilai-nilai tradisional yang telah ada.
Devi Attamimi, Direktur HILL ASEAN dan Hakuhodo International Indonesia, menyampaikan bahwa hasil penelitian ini mencerminkan bagaimana keluarga di ASEAN, khususnya Indonesia, terus memprioritaskan nilai-nilai keluarga sebagai fondasi utama. Sementara itu, Irfan Ramli, Chairman of Hakuhodo International Indonesia, menekankan bahwa keluarga Indonesia dikenal dengan pendekatan “The Devoted Weaver,” yang menjaga keseimbangan antara modernitas dan keyakinan tradisional.
Penelitian HILL ASEAN juga menunjukkan bahwa keluarga di ASEAN secara umum berhasil memadukan nilai-nilai tradisional dengan konsep-konsep baru, menciptakan struktur keluarga yang tangguh dan adaptif dalam menghadapi kompleksitas kehidupan modern. (ret/hdl)