Surakarta (pilar.id) – Anggota Komisi X DPR RI, Muhamad Nur Purnamasidi, memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Surakarta atas upayanya dalam memajukan kebudayaan di daerah tersebut. Langkah ini diwujudkan melalui revitalisasi 17 lokasi di Surakarta yang merupakan fasilitas tempat berkumpulnya masyarakat.
“Saat ini kita berada di Bale Kambang, salah satu taman yang dikembangkan oleh pemerintah kota Surakarta. Taman ini ditujukan sebagai tempat berkumpulnya masyarakat Solo, khususnya anak muda untuk mempelajari budaya,” ujar Purnamasidi saat ditemui setelah Kunjungan Kerja Spesifik Komisi X DPR RI di Surakarta, Jawa Tengah, pada Kamis (21/3/2024).
Menurutnya, upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta merupakan langkah yang elegan dan menarik, jika dibandingkan dengan memaksa anak muda untuk belajar di tempat seperti sekolah atau sanggar.
“Ini merupakan temuan menarik terkait pendekatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta, terutama oleh Mas Wali Kota Gibran, untuk mengembangkan budaya di Surakarta,” kata Politisi Fraksi Partai Golkar ini.
Komisi X DPR RI melakukan Kunjungan Kerja Spesifik ke Pemerintah Kota Surakarta untuk memantau langsung upaya pemerintah kota dalam melindungi budaya bahasa Jawa.
Pasalnya, Implementasi UU No. 5 tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan masih dihadapkan dengan berbagai kendala di daerah. Di sisi lain, perkembangan teknologi juga membawa masuknya budaya-budaya dari luar yang berpotensi menggeser budaya bangsa.
Lebih lanjut, Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, menyampaikan terima kasih atas kunjungan Komisi X DPR RI. Dia mengatakan bahwa dalam tiga tahun terakhir, pemerintah kota Surakarta fokus pada pembangunan fisik sekaligus merevitalisasi titik-titik penting yang berkaitan dengan kebudayaan.
“Meskipun melakukan pembangunan fisik yang besar, kami tidak ingin melupakan identitas kami sebagai orang Jawa. Oleh karena itu, kami menetapkan 17 titik prioritas, banyak di antaranya merupakan tempat kebudayaan dan cagar budaya yang kami revitalisasi dengan tujuan mendukung pariwisata, kunjungan wisatawan, okupansi hotel, dan pertumbuhan ekonomi di Solo,” jelas Gibran.
Dia berharap ke depannya, pertunjukan budaya seperti wayang orang dan ketoprak tidak lagi terlihat kuno seperti dulu, sehingga dapat menarik minat anak-anak muda.
“Kami akan memanfaatkan teknologi seperti video mapping atau yang lainnya. Dengan begitu, generasi muda, Gen Z, dan milenial akan tertarik kembali untuk menikmati acara-acara budaya kita,” tutupnya.
Revitalisasi 17 titik tersebut mencakup pembangunan Masjid Raya Syeikh Zayed, Elevated Rail Simpang Tujuh Joglo, Islamic Center, Shelter Manahan, Museum of Culture of Technology, dan PLTSa Putri Cempo.
Selain itu, juga meliputi revitalisasi Taman Balekambang, Taman Satwa Taru Jurug, Lokananta, Technopark, Pasar Mebel Ngemplak, Pasar Jongke, Pura Mangkunegaran, GOR Indoor Manahan, Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, serta revitalisasi Ngarsopuro dan Koridor Gatot Soebroto. Proyek penataan kawasan Kumuh Semanggi juga termasuk dalam program revitalisasi tersebut. (hdl)