Madiun (pilar.id) – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun mencatat bahwa pada bulan April 2023 terjadi inflasi sebesar 0,22 persen di wilayah tersebut, yang disebabkan oleh kenaikan harga rokok kretek filter.
Kepala BPS Kota Madiun, Dwi Yuhenny, mengatakan bahwa rokok kretek filter mengalami inflasi sebesar 2,63 persen dan memberikan kontribusi yang cukup signifikan, yakni sebesar 0,05 persen.
Selain rokok kretek filter, inflasi juga disebabkan oleh kenaikan harga komoditas seperti beras, daging ayam ras, angkutan antar-kota, naiknya tarif kereta api, kendaraan rental, serta harga daging sapi.
“Meskipun pada bulan Maret-April terdapat panen raya, namun beras masih menjadi komoditas yang memicu inflasi, tidak hanya di Jatim tetapi juga secara nasional,” kata Dwi.
Sementara itu, beberapa komoditas yang menekan inflasi antara lain harga cabai rawit, telur ayam ras, tarif kendaraan roda dua daring, telepon seluler, bawang merah, bawang putih, serta turunnya harga minyak goreng.
Dwi mengapresiasi kinerja tim pengendali inflasi daerah (TPID) setempat yang berhasil mengendalikan laju inflasi di Kota Madiun, bahkan pada bulan April tercatat menurun menjadi 0,22 persen. Inflasi Kota Madiun pada bulan Maret 2023 sebesar 0,25 persen.
Inflasi Kota Madiun pada bulan April 2023 lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Jawa Timur yang mencapai 0,30 persen dan inflasi nasional sebesar 0,33 persen.
Seluruh kota penghitung inflasi nasional di Jatim mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Probolinggo dan Sumenep masing-masing sebesar 0,45 persen, kemudian Surabaya 0,34 persen, Malang 0,24 persen, Madiun 0,22 persen, Jember 0,21 persen, Banyuwangi 0,18 persen, dan Kediri 0,13 persen. (hdl)