Surabaya (pilar.id) – Menghabiskan sore dengan mengobrol bersama teman, saudara atau bahkan orang istimewa. Bisa menjadi agenda yang perlu dilist untuk menciptakan kedekatan.
Angkringan bisa menjadi pilihan yang tepat, tak hanya dari segi biaya yang terjangkau. Namun angkringan juga menghadirkan suasana yang santai dan sederhana.
Pada umumnya, angkringan berkonsep lesehan dengan menu-menu sederhana, seperti kulit ayam bakar, pentol bakar dan lain-lain. Namun ada yang berbeda dari tempat angkringan yang beralamatkan di Jalan Embong Kemiri, Embong Kaliasin ini.
Angkringan tersebut berkonsep heritage, yang tempat makanya, seperti meja dan kursi berada di antara bangunan tua bergaya kantor Belanda yang sudah setengah utuh. Angkringan tersebut bernama Kayoon Heritage
Berdasar keterangan Alifia Jihan selaku manager dari Kayoon Heritage bercerita, jika di Kayoon Heritage memiliki dua gedung tua yang merupakan milik PT. PAL yang sudah lama kosong selama 30 tahun.
“Satu gedung yang masih utuh, kemudian direnovasi yang juga dijadikan sebagai tempat makan. Sedangkan satu gedung lainnya sudah setengah hancur, tetapi dibiarkan dan akhirnya dijadikan angkringan yang bukan lesehan dan berkonsep bangunan tua,” jabar wanita 21 tahun tersebut.
Lebih lanjut, Jihan sapaan akrabnya menyebut jika di hari weekend angkringan yang buka di jam tiga sore ini, akan ramai dengan pengunjung. Hingga harus menggelar tikar di antara bangunan tua tersebut.
“Jam-jam ramainya sore sampai malam mbak, kalau harinya yang ramai biasanya dari Kamis sampai Minggu,” jabarnya.
Meski baru buka di bulan September tahun ini. Namun angkringan Kayoon Heritage sudah menjadi sasaran para kaum yang gemar berfoto ria dengan suasana lampau seperti bangunan ini, atau sekedar ingin merasakan suasana ngopi yang berbeda.
Hal tersebut, juga dibenarkan oleh Yuliani salah satu pengunjung Angkringan Kayoon Heritage ini, ia memilih tempat tersebut karena tertarik dengan konsep tempatnya yang memanfaatkan bangunan tua bergaya Belanda jaman dahulu ini.
“Saya tertarik sama bangunannya, seperti rumah Belanda jaman dahulu, dari ukuran jendelanya yang besar dan noda-noda di dinding menggambarkan bangun ini benar-benar sudah tua. Tadi juga sudah foto-foto. Rugi kalau gak foto,” ucap perempuan berkerudung ini.
Selain angkringan, di Kayoon Heritage juga hadir penjual soto, kedai steak, dan kafe untuk pengunjung yang masih tetap ingin ngopi cantik di dalam ruangan.
Kedepan, Alifia berharap dari angkringan ini, dalam segi pelayanan bisa lebih di kembangkan kembali agar lebih baik melayani pengunjung dan lebih banyak lagi stand yang berjualan di tempat ini
“Kita masih buka tempat untuk stand yang mau jualan disini. Semoga kedepan lebih bisa dikenal dan bertahan lama,” harap Jihan (jel)