Surabaya (pilar.id) – Hasil patroli Siber Ansor Jawa Timur (Jatim) mengungkapkan, ada pihak tertentu yang sengaja ingin menjatuhkan wibawa Kepolisian RI (polri) melalui berita-berita negatif di media sosial. Tim Cyber Ansor Jat menduga ada dua kepentingan yang mendasari temuan tersebut.
Pertama, elit politik Polri yang terjebak dalam konflik internal. Kedua, kepentingan pihak luar yang sengaja ingin menurunkan citra polri di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
“Media sosial memiliki peran yang signifikan dalam membangun persepsi. Dan, harus ada sikap strategis dari lembaga terkait untuk meredamnya demi kebaikan bersama dan demi NKRI,” ujar analis Intelijen Cyber Ansor Jatim Zulham Akhmad Mubarrok, di Jawa Timur, Kamis (28/7/2022).
Pria yang juga penasihat komunitas Surabaya Black Hat (SBH) itu meminta, narasi dan kegaduhan di sosial media yang berkembang terkait kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadirdia. Sudah waktunya dihentikan. Ia berharap semua pihak berperkara menghentikan perang opini di media sosial sebagai ruang publik.
“Sebaiknya semua menahan diri karena ini sudah menimbulkan persekusi sosial media,” ujar Zulham.
Menurut Zulham, telah terjadi pembelokan opini dari substansi perkara. Salah satu indikasinya adalah desakan untuk menonaktifkan Polda Metro Jaya Irjen Fadil Imran yang sempat viral karena memeluk Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo.
Publik, kata Zulham, perlu dipahamkan bahwa Irjen Sambo dan Irjen Fadil Imran merupakan anggota Satgasus Merah Putih yang dibentuk Mabes Polri pada 2017 silam. Satgasus Merah Putih itu dibentuk untuk bekerja dan mengungkap perkara besar yang menyita perhatian publik.
“Ini harus menjadi catatan publik bahwa ada potensi kepentingan untuk merobohkan karya nyata Polri secara utuh,” ujar Zulham.
Presidium Forum Pemuda Nahdliyin (FPN) itu menambahkan, perkara besar yang sempat menjadi hasil kerja Irjen Fadil dan Irjen Sambo di Satgasus Merah Putih antara lain, pengungkapan jaringan narkotika internasional 1 ton sabu pada 2017 di Anyer, pengungkapan 821 Kg sabu di Pelabuhan Ratu Serang Banten Mei 2020, dan pengungkapan 400 kg sabu di Sukabumi Juni 2020. Prestasi lainnya adalah pengungkapan 300 kg sabu di Kalimantan Selatan, pengungkapan 200 kg sabu Desember 2020 di Petamburan Jakarta Pusat, serta pengungkapan 2,5 ton sabu di Meulaboh Aceh Barat pada April 2021.
Zulham menambahkan, pernyataan pengacara baik dari pihak keluarga Brigadir J maupun istri Irjen Sambo dapat memicu spekulasi publik. Semua narasi yang bernuansa konspiratif membuat orang saling beradu argumen di media sosial. Misalnya, penembakan terjadi karena motif perselingkuhan atau Birgadir J sengaja disingkirkan karena memegang informasi rahasia dan narasi lain yang justru dapat merugikan institusi Polri.
“Sudah waktunya semua bersikap dewasa dan menunggu hasil investigasi Komnas HAM,” kata dia. (Akh/din)