Bontang (pilar.id) – Kilang Badak LNG, bagian dari Subholding Upstream Pertamina, menggelar simulasi keadaan darurat berupa latihan kebocoran MCR (Mixed Refrigerant) dan kebakaran di area Train H pada Rabu (7/5/2025) pukul 08.01 WITA.
Latihan ini merupakan bagian dari program Major Emergency Exercise tahun 2025 yang dirancang untuk memperkuat respons darurat dan keselamatan di lingkungan operasional LNG.
Skenario simulasi dimulai dengan sirene umum darurat yang menggema di seluruh area kilang. Diceritakan bahwa kebocoran cairan MCR terjadi akibat perubahan suhu ekstrem yang menyebabkan flange channel head mengalami keretakan.
Kebocoran membentuk awan uap hingga radius 15,2 meter dengan konsentrasi 10 persen dari Lower Flammable Limit (LFL). Dalam kondisi cuaca gerimis, awan uap tersebut tersambar petir dan memicu kebakaran di area kilang.
Meski tidak ada korban jiwa, dua pekerja dalam simulasi mengalami luka. Satu korban mengalami radang dingin pada kedua tangan dan luka bakar di kepala serta punggung.
Korban lainnya tidak sadarkan diri dan mengalami luka bakar di wajah dan tubuh bagian depan. Keduanya segera dievakuasi ke RS LNG Badak untuk mendapatkan penanganan medis.
Tim Pemadam Kebakaran (Fire Rescue Team) Badak LNG berhasil mengatasi api dalam waktu kurang dari satu jam. Pada pukul 08.49 WITA, kondisi dinyatakan aman dan terkendali. Latihan ini melibatkan seluruh unit darurat terkait, termasuk pekerja dan tim tanggap darurat internal perusahaan.
Vice President Production Badak LNG, Johan Anindito Indriawan, menegaskan pentingnya latihan ini untuk memastikan kesiapan seluruh elemen dalam menghadapi potensi keadaan darurat.
“Sebagai perusahaan yang bergerak di industri LNG dengan risiko tinggi, latihan ini sangat penting. Kami berterima kasih atas partisipasi semua pihak sehingga latihan berjalan aman dan sesuai prosedur,” ujarnya.
Latihan darurat ini merupakan yang pertama dari empat simulasi besar yang dijadwalkan tahun ini. Sebagai Objek Vital Nasional, Kilang Badak LNG terus menegaskan komitmennya dalam menjaga keselamatan operasional yang berkelanjutan.
Melalui latihan ini, perusahaan berharap seluruh personel memahami peran masing-masing dan mampu bertindak cepat, tepat, dan profesional dalam situasi krisis. (hen/hdl)