Jakarta (pilar.id) — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan Layanan Bank Emas Pegadaian di The Gade Tower, Jakarta.
Dalam sambutannya, Presiden menyatakan bahwa kehadiran Bank Emas diharapkan dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar Rp245 triliun dan menciptakan lapangan kerja baru.
“Kita harapkan ini akan meningkatkan PDB kita, menambah Rp245 triliun,” ujar Presiden Prabowo.
Ia juga mengungkapkan bahwa produksi emas Indonesia telah meningkat dari 100 ton menjadi 160 ton per tahun. Menurutnya, ini adalah momen tepat untuk memperbaiki ekosistem pelayanan guna memanfaatkan cadangan emas nasional.
Dua Alasan Utama Bank Emas Bisa Tingkatkan PDB
Direktur Utama BRI, Sunarso, menjelaskan dua alasan utama mengapa layanan Bank Emas dapat berkontribusi signifikan terhadap PDB.
Pertama, Bank Emas bertujuan untuk mengajak masyarakat memonetisasi emas yang dimiliki. Saat ini, terdapat sekitar 1.800 ton emas milik masyarakat yang berada di luar sistem keuangan formal. Dengan memasukkannya ke dalam sistem, emas tersebut dapat menjadi likuiditas pembangunan.
“Monetisasi emas akan menambah likuiditas pembangunan, sehingga laju pertumbuhan ekonomi bisa dipacu,” jelas Sunarso dalam konferensi pers.
Kedua, Bank Emas memungkinkan Indonesia memanfaatkan cadangan emas untuk diproduksi menjadi produk turunan. Hal ini akan memberikan nilai tambah bagi emas hasil produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku emas.
“Dengan memanfaatkan cadangan emas, kita tidak perlu lagi mengimpor bahan baku emas dalam volume besar,” tambahnya.
Dampak Positif bagi Ekonomi dan Tenaga Kerja
Sunarso memprediksi bahwa layanan Bank Emas tidak hanya akan meningkatkan PDB sebesar Rp245 triliun, tetapi juga menciptakan 1,8 juta lapangan kerja baru.
“Ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menyerap tenaga kerja,” ujarnya.
BRI, sebagai induk holding ultra mikro yang menaungi Pegadaian dan PNM, memainkan peran penting dalam memfasilitasi transaksi di ekosistem Bank Emas.
Selain melalui Pegadaian, BRI juga menyediakan layanan investasi emas melalui aplikasi BRImo.
“Transaksi bisa dilakukan langsung melalui BRI atau Pegadaian. Pegadaian memiliki potensi pertumbuhan yang akan mendukung kinerja BRI,” jelas Sunarso.
Fitur Investasi Emas BRImo
BRI telah meluncurkan Fitur Investasi Emas di aplikasi BRImo, memungkinkan masyarakat berinvestasi emas mulai dari Rp10.000.
Sejak diluncurkan pada Februari 2024, fitur ini telah mencatat volume transaksi mencapai Rp279,8 miliar hingga Desember 2024.
Kehadiran Bank Emas tidak hanya membuka peluang investasi bagi masyarakat, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan memanfaatkan potensi emas yang dimiliki masyarakat, Indonesia dapat mencapai target peningkatan PDB dan penciptaan lapangan kerja secara signifikan. (mad/hdl)