Temanggung (pilar.id) – Desa Munggangsari, yang terletak di Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, telah berhasil mengalihkan pertanian tembakau menjadi tanaman hortikultura jenis cabai RM. Perubahan ini memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat.
Kepala Desa Munggangsari, Suroso, menjelaskan bahwa beralihnya petani dari menanam tembakau ke cabai hortikultura memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat dan kelompok tani setempat.
Selain cabai, petani setempat juga menanam berbagai jenis tanaman hortikultura lainnya seperti tomat, kubis, casim, mentimun, dan semangka. Hal ini merupakan upaya untuk mendukung pertanian di wilayah tersebut dan memberikan fasilitas kepada masyarakat.
Suroso menyebutkan bahwa petani yang belum memiliki lahan dapat menggunakan lahan yang disediakan secara gratis oleh pemerintah desa. Meskipun luasnya terbatas, petani dapat menghasilkan omzet sekitar dua puluh juta rupiah dalam sekali panen.
Secara bertahap, lingkungan di sekitar Desa Munggangsari juga beradaptasi dengan perubahan tersebut. Selama tiga tahun terakhir, tanaman tembakau masih tumbuh di wilayah tersebut, namun sekarang hanya digunakan sebagai tanaman tumpang sari atau untuk konsumsi sendiri.
Keberhasilan peralihan dari tembakau ke cabai hortikultura oleh petani di Desa Munggangsari memberikan dampak positif pada sistem ekonomi di lingkungan masyarakat. Suroso menekankan bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari sinergi antara Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Desa, tujuh kelompok tani, dan KWT dalam memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada masyarakat yang berkecimpung di bidang pertanian.
Suroso mengatakan, “Keberhasilan ini bukan hanya berkat satu pihak, tetapi melibatkan Pemerintah Kabupaten melalui Dinas, Pemerintah Desa, dan para pelaku di bidang pertanian itu sendiri. Setelah adanya perubahan ini, sistem perekonomian di Munggangsari termasuk segala fasilitas tanah desa, tambahan penghasilan perangkat desa, serta fasilitas yang diberikan kepada masyarakat, memiliki dampak yang sangat positif.”
Peran generasi milenial dari Desa Munggangsari dalam mengembangkan peralihan dari tembakau ke cabai hortikultura juga sangat penting dalam keberhasilan perubahan ekonomi di bidang pertanian. Dukungan dalam pengelolaan, produksi, pengolahan, dan pemasaran yang diberikan kepada petani muda ini dapat terkoordinasi dengan baik melalui sistem yang lebih modern.
Suroso menambahkan bahwa hortikultura jenis cabai yang dikembangkan di Desa Munggangsari sering menjadi tujuan kunjungan para pelaku pertanian untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam pengelolaannya.
Selanjutnya, diharapkan pemanfaatan media atau lahan yang terbatas oleh masyarakat dapat dioptimalkan dengan baik sambil menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini bertujuan agar menjadi warisan yang bermanfaat bagi generasi mendatang. (usm/hdl)