Jakarta (pilar.id) – Huawei bersama UNESCO merilis fase kedua dari program Technology-Enabled Open Schools for All System (TeOSS) dalam acara UNESCO Digital Futures of Education Seminar.
Program tersebut akan melibatkan Brazil, Thailand, dan Mesir sebagai negara-negara baru pada periode 2024-2027. TeOSS telah membuktikan manfaatnya pada ribuan tenaga pendidik di Mesir, Ghana, dan Etiopia selama fase pertama.
TeOSS bertujuan untuk membangun sistem pendidikan yang tahan krisis, inklusif, dan siap menghadapi tantangan masa depan dengan memanfaatkan teknologi untuk menyediakan sarana digital, pelatihan, dan dukungan kebijakan bagi pendidik dan pelajar.
“Di era transformasi digital ini, pendidikan memiliki peran sentral dalam menjangkau lebih banyak orang dan memperkaya pembelajaran melalui teknologi. Dengan dukungan dari mitra seperti Huawei, kami berusaha memanfaatkan revolusi digital untuk membentuk masa depan pendidikan yang inklusif, setara, dan berorientasi pada manusia,” ujar Stefania Giannini, Assistant Director-General for Education, UNESCO.
Fase pertama TeOSS berlangsung pada periode 2020-2024 di Mesir, Etiopia, dan Ghana. Huawei dan UNESCO telah membantu tiga kementerian pendidikan di Afrika dalam merancang, menerapkan, dan mengevaluasi sistem open school melalui tiga proyek uji coba.
Hegazi Idris, Penasihat Menteri Literasi dan Pendidikan Jangka Panjang Mesir, menjelaskan bahwa TeOSS berfokus pada integrasi platform belajar digital dan bahan belajar yang sesuai dengan kurikulum dan kompetensi digital guru.
Di Mesir, TeOSS membantu 950 ribu tenaga pendidik K-12 melalui National Distance Learning Centre. Di Ghana, program ini meningkatkan platform pendidikan nasional bagi pelajar dan guru di 10 sekolah uji coba, sementara di Etiopia, TeOSS mendatangkan manfaat bagi 12 ribu pelajar dan 250 tenaga pendidik di 24 sekolah menengah.
Di seminar UNESCO, perwakilan dari Brazil, Thailand, dan Mesir membahas tantangan sektor pendidikan di negara masing-masing, serta peran TeOSS dalam mengatasinya.
Suthep Kaengsanthia, Sekretaris Tetap untuk Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Thailand, menjelaskan upaya Thailand dalam menyediakan pendidikan digital melalui program ‘Digital Thailand’. Sementara Barbara Bacellar Rodrigues de Godoy, Konsultan Manajemen Proyek Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan, Brazil, menyebutkan target Brazil untuk konektivitas universal di sekolah dasar negeri pada tahun 2026.
TeOSS sejalan dengan inisiatif inklusi digital Huawei, TECH4ALL, yang bertujuan untuk menggunakan teknologi demi kesetaraan dan kualitas pendidikan.
“Huawei berkomitmen untuk bekerja sama dengan UNESCO, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengembangkan solusi teknologi yang mendukung dunia digital yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Liu Mingju, Direktur, Kantor Program TECH4ALL, Huawei. (rio/ted)