Barito Timur (pilar.id) – Indonesia merupakan negara yang diberkahi dengan beragam suku, bahasa, dan tentu saja budaya. Setiap daerah di Indonesia memiliki budaya yang terjaga dan memiliki keunikannya masing-masing.
Kalimantan, sebagai salah satu pulau terbesar di Indonesia tentu juga memiliki kearifan serupa. Mereka memiliki budaya yang beragam dan kerajinan lokal yang indah.
Kekayaan Kalimantan inilah yang ingin dikenalkan oleh Borneo Heritage kepada dunia. Borneo Heritage merupakan perusahaan yang berkedudukan di Bali, namun menyandang misi untuk mengenalkan budaya, kerajinan, seni pertunjukan, serta wisata-wisata Kalimantan kepada dunia.
Bukan hanya kepada masyarakat Indonesia sendiri, tetapi juga dunia internasional. Di Bali, Borneo Heritage membawa produk-produk kerajinan tangan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM) dari Kalimantan untuk dikenalkan dan di jual di Bali.
Mereka juga memiliki agen wisata yang memperkenalkan berbagai macam wisata Kalimantan kepada wisatawan mancanegara. Begitu juga dengan seni pertunjukan asal Kalimantan yang beberapa kali mereka tampilkan di Bali.
Pendiri Borneo Heritage, Raudah Mujahdah mengatakan kerajinan tangan khas Kalimantan sudah dikenalkan lebih dari enam tahun ke wisatawan nusantara dan mancanegara yang berkedudukan usaha di Bali.
“Kita juga berupaya sekaligus melestarikan seni budaya Suku Dayak,” kata Raudah kediamannya di Jalan BKD Desa Matabu, Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, Minggu (3/4/2022).
Berbagai produk kerajinan tangan dikumpulkan dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, termasuk kerajinan tangan dari Suku Dayak Ma’anyan di Kabupaten Barito Timur.
Kerajinan tangan anyaman purun dan rotan seperti tas, topi, tikar dan dompet yang sederhana dibuat menjadi produk bermotif tradisional hingga sentuhan fashion modern menjadi produk yang diminati wisatawan mancanegara di Bali.
Produk kerajinan seni pahat juga ikut ditawarkan bersamaan dengan produk lainnya seperti Tameng, sape, kecapi dan topong. Kerajinan lainnya seperti kain batik ‘sasirangan’ khas Kalimantan Selatan. Kain Sasirangan berbahan katun, satin dan sutera seperti kemeja maupun pakaian wanita dengan gaya modern diminati turis mancanegara.
“Di tanah kelahiran saya juga melihat ada potensi kerajinan tangan lainnya dari warga setempat dan berpotensi ditawarkan ke mancanegara,” kata Raudah.
Menurut Raudah, selama beberapa hari berada di Barito Timur melihat dari dekat keberadaan lintas wisata Barito timur, sangatlah berpotensi menarik wisatawan mancanegara melalui paket tour yang tentunya siap dipasarkan.
Potensi wisata itu seperti alur sungai yang bisa dinaiki pakai perahu motor atau klotok yang di bantarannya ada permukiman warga tinggal, maupun jalur jalan touring motor sepeda roda dua, budi daya anggrek hitam, seni tari dan budaya, kerajinan dari rotan dan purun serta kuliner khas Dayak dan lain- lainnya.
“Kapan lagi ‘Rumah Betang’ kita yang ada kita berdayakan. Ini perlu kita persiapkan dalam menunjang pembangunan berkompetisi di ajang IKN Nusantara nantinya,” kata Raudah.
Produk kerajinan tangan tas anjat saja bisa terjual 100 sampai 200 buah. Aneka kerajinan itu diekspor ke sejumlah negara seperti Australia, Amerika, Inggris, Belarusia, Prancis, Rusia, Jerman, Malaysia, New Zealand dan Thailand. Siapa saja bisa melihat produk di website www.indonesiancrafts.com.
Aneka produk kerajinan tangan Kalimantan sudah dipasarkan melalui event-event besar di Bali, diantaranya Spring Charity di Hotel The Stone, Legian Bali pada 4 Maret 2018.
Pada 2019, Borneo Heritage dipercayakan West Borneo Travelution, Nusa Dua – Bali menjadi sponsor utama untuk pakaian adat dan atribut Dayak. Tarian Mandau pun dikenalkan pada The New Era of Tourism Conference – Expo di The Mansion Resort and Spa-Ubud, Bali tanggal 10 hingga 12 November 2020.
Baju adat Suku Dayak Kalimantan Tengah dan Barat dikenalkan pada acara Peluk Nusantara di Kuta Bali selama satu bulan sejak 14 November hingga 14 Desember 2021. (fat/antara)