Probolinggo (pilar.id) – Di zaman yang serba terhubung dengan internet seperti sekarang, menjumpai orang-orang yang mengisi waktu dengan hal-hal sederhana namun kreatif adalah sebuah kemewahan.
Di Bukit Mentigen, salah satu area di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, ketinggian 2.300 meter di atas permukaan laut, Andi (27) dan Boy (20), larut dalam permainan kitiran atau baling-baling.
Warga Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur ini membuat baling-baling dari kayu kering, lalu dipasang pada sebuah tongkat kayu.
Hembusan angin yang cukup kencang dari arah Gunung Bromo, tak cukup membuat mereka puas. Sebab putaran baling-baling kerap dianggap kurang lancar. Andi musti beberapa memperbaiki dengan menyayat baling-baling lalu memasangnya lagi pada tongkat kayu.
“Musim angin yang kencang seperti bulan Desember ini adalah waktu yang pas membuat kitiran,” jelas Andi, yang sehari-hari adalah penunggang kuda kawasan wisata Gunung Bromo.
Saat tak ramai kunjungan wisatawan, Andi dan Boy bisa mengabiskan waktu berjam-jam bersenang-senang di bukit lapang dengan bentang alam keelokan Gunung Bromo dan Gunung batok.
Di atas bukit pada sore yang mendung, membiarkan tubuh diterpa angin kencang dan melihat pemuda bermain baling-baling menjadi episode langka di tengah dunia yang bergerak cepat dan sarat hal-hal instan. (muk/hdl)