Tarakan (pilar.id) – Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), Sunaryanto, melakukan kunjungan ke Program Kelompok Usaha Bersama Disabilitas Batik (Kubedistik) di Tarakan, Kalimantan Utara pertengahan Agustus 2024 lalu.
Kunjungan ini merupakan bagian dari agenda rutin Management Goes To Community (MGTC), yang mencerminkan komitmen perusahaan dalam mendukung pengembangan masyarakat di sekitar wilayah operasinya.
Program Kubedistik, yang dimulai pada tahun 2020 di tengah pandemi Covid-19, bertujuan untuk memberdayakan kaum difabel melalui pelatihan pembuatan batik tulis.
Sunaryanto, yang didampingi oleh GM Zona 10 Yoseph Agung Prihartono dan Tarakan Field Manager Cahyo Tri Mulyanto, menyatakan bahwa program ini tidak hanya meningkatkan ekonomi kaum difabel, tetapi juga membantu mereka berbaur dengan masyarakat secara lebih optimistis.
“Program Kubedistik mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya Tujuan 8 tentang pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan serta pekerjaan yang layak untuk semua,” ujar Sunaryanto. Ia menambahkan bahwa PHI akan terus menjalankan program CSR yang inovatif dan bernilai bagi masyarakat dan perusahaan.
Tarakan Field Manager Cahyo Tri Mulyanto menambahkan bahwa kegiatan MGTC ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam memastikan program CSR memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat. “Kunjungan ini juga memotivasi para penerima manfaat dan pekerja Pertamina yang terlibat dalam program CSR,” jelasnya.
Program Kubedistik telah menerima berbagai penghargaan, termasuk Gold in Empowerment of Women Award pada 14th Annual Global CSR Award 2022 di Vietnam dan PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2022. Selain itu, program ini juga meraih predikat Platinum dalam kategori Social Innovation Program di ajang Energi and Mining Editor Society (E2S) Award 2022.
Ketua Kubedistik, Sony Lolong, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pertamina dan berharap program ini dapat direplikasi di berbagai wilayah. “Batik Kubedistik mengangkat motif kearifan lokal Tarakan, seperti motif pakis dan cumi-cumi, yang mencerminkan kekayaan alam dan budaya Kalimantan Utara,” ungkap Sony. (ren)