Kutai Kartanegara (pilar.id) – PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) mengadakan pelatihan dan sosialisasi budidaya lalat hitam atau black soldier fly (BSF) untuk sampah organik dapur serta pembuatan pupuk lindi.
Pelatihan yang melibatkan 70 perempuan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Sungai Mariam dan Desa Sidomulyo ini diadakan dengan bekerja sama bareng Rumah Maggot Anggana.
Dijelaskan Head of Communication, Relations & CID Zona 9 Elis Fauziyah, program pengembangan masyarakat atau CSR ini sejalan dengan kebijakan dan strategi pelaksanaan program CSR PT Pertamina Hulu Indonesia. Yaitu yang meliputi operasi migas di Zona 8, 9 dan 10.
“Harapannya pelatihan ini dapat mengantar kedua desa yang turut berpartisipasi menuju pertanian presisi dan pertanian regeneratif,” kata Elis.
Sistem pertanian, lanjut dia, merupakan manajemen yang diberlakukan berdasar pengamatan, pengukuran, dan respons terhadap variabilitas dalam dan antar-bidang pada tanaman.
“Sedangkan pertanian regeneratif merupakan metode pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesuburan tanah bersamaan dengan melindungi sumber daya dan keanekaragaman hayati,” imbuhnya.
Menanggapi pelaksanaan pelatihan ini, Kepala Desa Sungai Mariam Nurjali mengatakan, situasi global saat ini memaksa setiap orang untuk berinovasi dan beradaptasi menyesuaikan diri pada kondisi yang kian pelik.
“Program ini dapat menjadi contoh salah satu upaya dalam menanggulangi tantangan-tantangan tersebut di tingkat lokal, terutama dalam bidang ekonomi, lingkungan, dan pangan,” katanya.
Sementara Kasi Kesejahteraan Kecamatan Anggana Wahyu mengaku, pihaknya sangat mengapresiasi kolaborasi yang telah diberikan oleh PHSS.
“Program ini merupakan wujud kolaborasi tanpa lintas sektoral, implementasi kolaborasi antara masyarakat, pemerintah dan pihak swasta yang terjadi karena adanya kesamaan visi untuk dapat menciptakan kesejahtaraan bagi masyarakat di wilayah kerja PHSS,” pujinya. (ptr/hdl)