Kulon Progo (pilar.id) – Dataran tinggi di Kabupaten Kulon Progo selalu menawarkan kesejukan dan hamparan alam yang masih sangat segar dan asri. Salah satunya, ekowisata Sungai Mudal surga kecil yang berada di Dusun Banyunganti, Kalurahan Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Daya tarik utama ekowisata Sungai Mudal yang dikelilingi Bukit Menoreh ini terdapat pada kolam pemandian yang jernih dan berwarna hijau tosca dan biru dengan air segar, sejuk dan dingin ciri khas air pegunungan dan air terjun yang berasal dari sumber mata air Mudal.
Pengelola Ekowisata Sungai Mudal, Nunung Aryanto menjelaskan awalnya lahan seluas 1,5 hektare ini merupakan kebun biasa yang tidak terawat. Kemudian, hadirnya wisata alam baru bernama Grojogan Sewu dan Kembang Soka, membuat pemuda dan tokoh setempat berkolaborasi untuk merawat tempat tersebut.
“Kita punya sumber mata air, kita punya air terjun juga, kolam juga punya, akhirnya kita bersepakat bersih-bersih lokasi, negosiasi pemilik lahan untuk kita kelola jadi wisata dan akhirnya pada 2015 resmi dibuka,” katanya, Senin (28/11/2022).
Kata Mudal, lanjutnya berasal dari bahasa Jawa yang berarti keluar, merujuk pada sumber mata air Sungai Mudal yang mengalir sepanjang tahun dan digunakan sebagai sumber air bersih bagi masyarakat sekitar.
“Mata air Mudal sebagian juga untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga di tiga Padukuhan seperti Banyunganti, Gunungkelir, dan Sukomoyo. Di samping itu juga, aliran air sampai ke air terjun yang berada di bawah Sungai Mudal, ada Kembang Soka dan Kedung Pedut,” terangnya.
Adapun fasilitas yang terdapat di objek wisata ini antaranya kolam renang anak, gazebo, kolam renang dewasa dengan beragam kedalaman mulai dari 2,5 meter, 170 centimeter, dan dua kolam alami sedalam 1 meter.
“Ada juga tiga kolam yang semi permanen dengan kedalaman 1 meter dan 70 centimeter. Terus kita ada panggung pertunjukkan, taman, area outbond, ada wahana sky back, flying fox tapi selama pandemi kita tutup,” jelasnya.
Selain itu, terdapat pula spot foto yang mulai dari air terjun yang berundak-undak, jembatan di tengah sungai yang menyajikan aliran sungai terlihat sangat jelas dan cantik. Banyak pengunjung yang tertarik merasakan sensasi kesegaran air Sungai Mudal dengan berenang di beberapa spot kolam.
Menurutnya, kehadiran ekowisata Sungai Mudal ini juga dapat memberdayakan masyarakat dengan merangkul semua kalangan untuk mengelola ekowisata tersebut. Ekowisata ini juga mengacu pada prinsip ekowisata yang bertanggungjawab terhadap kelestarian area yang masih alami, memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya masyarakat setempat.
“Semenjak adanya ekowisata sungai mudal, pemuda khususnya di lingkup Padukuhan Banyuganti bisa kita rangkul untuk masuk ke ekowisata Sungai Mudal. Kita ajak juga bapak-bapak untuk mengelola dan ibu-ibu bagian pemasaran seperti UMKM nya. Jadi benar-benar memberdayakan masyarakat sekitar,” ucapnya.
Pengunjung dapat sepuasnya menikmati keindahan destinasi wisata Sungai Mudal dengan tiket masuk Rp 15.000 per orang dengan jam buka setiap hari pukul 08.30-15.30 WIB. Yanto menyebut, untuk jam tutup mengikuti kondisi cuaca di lapangan.
“Jam tutup tidak pasti, menyesuaikan kondisi di lapangan biasanya kalau hujan lebat debit air meningkat air juga keruh demi keselamatan bersama, tutup lebih awal. Kalau cuaca mendukung, kita maksimalkan sampai sore kalau hujan lebat sebagai antisipasi kita tutup lebih awal,” pungkasnya. (riz/hdl)