Jakarta (pilar.id) – Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) kembali menggelar Envirochallenge. Program edukasi lingkungan ini diberikan kepada peserta didik sekolah menengah, dengan mengangkat tema Menuju Sekolah #KerenTanpaNyampah.
Envirochallenge kali ini diadakan secara daring selama bulan Februari sampai Maret 2022, hasil kerjasama dengan The Body Shop Indonesia. Melalui program ini, GIDKP dan The Body Shop Indonesia memiliki tujuan untuk mengajak anak muda untuk perang melawan plastik sekali pakai yang dimulai dari sekolahnya masing-masing.
Envirochallenge yang diinisiasi sejak tahun 2016, telah melibatkan lebih dari 50 sekolah di Jabodetabek, Bandung Raya, dan Bali. Melalui program ini, mereka telah berhasil mengajak para peserta didik dan pemangku kepentingan untuk lebih perhatian pada lingkungan.
Terutama dengan membentuk dan melaksanakan program berbasis solusi berkelanjutan dalam rangka mengurangi sampah plastik sekali pakai di sekolah masing-masing. Dalam penyesuaian program di kala pandemi, kali ini Envirochallenge diselenggarakan dalam format berbeda.
Launching Envirochallenge Mini Series 2022 pad 12 Februari ini mengagendakan diluncurkannya Modul Edukasi Envirochallenge, Envirochallenge Online Competition, dan Envirochallenge Workshop for Champions.
“Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di tahun ini kami menyelenggarakan Envirochallenge dengan berbagai rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara daring. Mulai dari penyusunan Modul Envirochallenge yang akan diujicobakan selama kegiatan Envirochallenge Workshop for Champions. Jika temanteman siswa. ingin mengikuti workshop ini, wajib untuk mengikuti Online Competition yang terdiri dari tiga kategori yaitu essay writing, jingle creation, dan creative posters. Para peserta siswa wajib mencantumkan nama guru pembimbing untuk dapat mengikuti
workshop khusus untuk para guru.”, ujar Adithiyasanti Sofia selaku Program Manager GIDKP.
Sejalan dengan visi misi The Body Shop Indonesia, Envirochallenge Mini Series ini merupakan rangkaian kegiatan kampanye Bring Back Our Bottles 2.0 dengan mengangkat tema kampanye #KerenTanpaNyampah. “The Body Shop sangat mendukung kegiatan Envirochallenge Mini Series ini, karena memiliki misi yang sama untuk mengedukasi semakin banyak pihak terutama anak muda tentang polusi plastik dari penggunaan kemasan plastik sekali pakai.
Sebagai brand kencantikan sejak tahun 2008 kami telah membuat program Bring Back Our Bottles atau mengajak pelanggan mengembalikan kemasan bekas produk untuk kami daur ulang, sebagai solusi untuk tidak ikut menyumbang sampah kemasan ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
Selain itu, untuk mendukung program ini, The Body Shop juga mengajak seluruh pelanggan untuk mendukung program ini dengan melakukan donasi yang dapat dilakukan di kasir seluruh store The Body Shop.”, jelas Ratu Maulia Ommaya selaku Head of Values, Community and PR The Body Shop Indonesia.
Dalam launching Envirochallenge Mini Series ini, hadir pula Helfia Sifa selaku salah peserta program Envirochallenge 2019 perwakilan SMA Insan Cendikia Madani dan ada pula Dzikri Tasbit Imani yang merupakan perwakilan dari tim SMAN 8 Bandung. Dalam kesempatan ini, Helfia menyampaikan antusiasnya terhadap Envirochallenge yang kembali hadir.
“Setelah dua tahun tidak diselenggarakan akibat pandemi, akhirnya di tahun ini Envirchallenge hadir kembali dengan konsep yang semakin keren. Saya harap sih banyak peserta yang antusias juga dengan kembalinya program Envirochallenge ini, terutama sekolah saya,” ucap Helfia.
Sejalan dengan Helfia, Dzikri Tasbit dari SMAN 8 Bandung menyebarkan cerita
keberhasilannya selama mengikuti kegiatan Envirochallenge tahun 2019 silam, “Seru banget kita sama-sama membaut kegiatan biar sekolah makin bersih dari plastik sekali pakai. Di program ini juga bukan cuma siswanya aja tapi juga guru-guru bahkan sampai orang tua siswa pun kita libatin.”, ujar Dzikri.
Kegiatan launching Envirochallenge ini turut mengundang Bapak Dhany Hamiddan Khoir selaku Koordinator Bidang Sarana Prasarana Direktorat SMA Kemendikbudristek. Beliau menyampaikan dukungannya terhadap inisiatif Program Envirochallenge ini yang bisa membantu siswa/i di tingkat SMA dan sederajat untuk bisa menciptakan solusi-solusi kecil yang dampaknya sangat besar.
“Saya rasa kegiatan ini sangat positif, daripada siswa/i harus menghabiskan waktunya untuk sesuatu yang tidak produktif, Envirochallenge ini bisa menjadi salah satu wadah untuk anak-anak yang mau menjadi bagian dari solusi masalah yang mulai marak di dunia.” ucap Pak Dhany.
Harapannya, Envirochallenge Mini Series ini dapat menjangkau audiens yang lebih luas, dengan menyatukan trend penyampaian pesan secara daring, walaupun masih dalam keadaan pandemi.
“Pendidikan lingkungan hidup tidak bisa dilepaskan dari kurikulum sekolah yang sudah ada, dan pastinya penting untuk dapat diterapkan secara mudah dalam kehidupan sehari-hari. Tantangan program ini semakin meningkat di kala pandemi
karena tidak dapat melakukan interaksi pembelajaran langsung. Tapi, semoga tidak mengurangi semangat untuk #KerenTanpaNyampah.” tutup Dithi. (put/fat)