Jakarta (pilar.id) – Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) sukses melaksanakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2021 pada Kamis dan Jum’at, (9-10/12/2021).
Rakernas yang dilaksanakan di Hotel Royal Kuningan berlangsung sangat kondusif dan dipenuhi energi semangat karena dihadiri oleh semua pengurus pusat dan pengurus provinsi dari 31 Provinsi.
Semua pengurus yang hadir mempunyai semangat dan kemauan yang sama, yaitu menyukseskan gelaran terakbar panjat tebing dunia, International Federation of Sport Climbing World Cup 2022 yang akan digelar di Bali tahun 2022 yang menempatkan Indonesia sebagai tuan rumah.
Yenny Wahid, Ketua Umum FPTI menegaskan Rakernas kali ini menekankan program memasyarakatkan panjat tebing kepada publik karena bertepatan dengan momentum gelaran kompetisi panjat tebing dunia IFSC World Cup 2022 tahun depan.
“FPTI berkomitmen untuk memajukan panjat tebing Indonesia dan lebih mengenalkannya kepada masyarakat, apalagi tahun depan kami menjadi tuan rumah IFSC World Cup 2022,” ungkapnya.
Ia juga menilai gelaran IFSC World Cup 2022 di Bali nanti sebagai momentum kebangkitan bangsa dari krisis yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19.
“Selain menjadi hajat besar kami FPTI, IFSC juga saya harapkan bisa menjadi simbol momentum kebangkitan kita dari krisis yang berlangsung akibat Pandemi Covid-19,” katanya.
Menurutnya, simbol kebangkitan tersebut akan dijadikan momentum untuk meraih prestasi di rumah sendiri. Selama ini, lanjut Yenny, atlet panjat tebing kita sudah banyak meraih prestasi di pentas internasional khususnya di nomor cabang speed.
Oleh karena itu, FPTI akan melakukan sejumlah program untuk meraih prestasi lebih banyak lagi khususnya untuk IFSC WC 2022 tahun depan di banyak cabang lainnya yang fokusnya kepada pembinaan dan standardisasi serta sertifikasi. Hal ini mengingat kelemahan Indonesia hari ini adalah minimnya fasilitas panjat tebing yang belum tersertifikasi dan memenuhi standar internasional.
Sementara itu sejumlah pengurus pusat dan provinsi menilai hal yang sama, bahwa kelemahan panjat tebing Indonesia saat ini terletak pada pembinaan dan standardisasi serta sertifikasi fasilitas yang ada.
Menurut mereka, belajar dari PON Papua lalu, salah satu atlet FPTI berhasil memecahkan rekor dunia, namun urung mendapatkan penghargaan karena fasilitas kompetisi tidak memenuhi standar internasional.
Untuk itu, mengingat panjat tebing menjadi salah satu olahraga yang menjadi prioritas pemerintah saat ini, FPTI akan fokus membehani itu semua, seperti dikatakan oleh Dadang, ketua panitia Rakernas yang juga menjadi salah satu pengurus pusat tahun ini.
“Kami sangat lemah dalam pembinaan dan standarisasi fasilitas panjat tebing, hanya segelintir daerah saja yang mempunyai fasilitas yang sudah memenuhi standar, jadi kami fokus untuk membenahi itu semua demi pemerataan dan juga demi prestasi di masa depan,” ungkap Dadang.
Selain itu, demi lebih mengenalkan panjat tebing kepada publik, FPTI juga akan melakukan kerja sama dengan sejumlah pihak untuk membangun small climbing di tempat-tempat vital yang menjadi titik kumpul masyarakat untuk lebih mengenalkan dan membuat akrab masyarakat kepada olahraga yang satu ini. (ret)